G7 Minta Dunia tidak Termakan Narasi Putin
![G7 Minta Dunia tidak Termakan Narasi Putin](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/586dc4b55fa132d6aa7a22fba56e6b59.jpg)
KANSELIR Jerman Olaf Scholz meminta dunia tidak termakan narasi yang dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menyebut dunia terbagi menjadi dua kelompok.
Dalam hal ini, Putin menyoroti negara-negara barat alias G7 beserta seluruh mitra di Eropa dan negara-negara lain di luar kelompok tersebut.
“Kita tidak boleh masuk ke jebakan yang dibuat Putin, yang menyebut dunia sudah terpecah. Itu tidak benar. Negara-negara demokasi memiliki perspektif yang sangat mirip,” ujar Scholz pada KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6).
Baca juga: Kunjungi Ukraina dan Rusia, Indonesia Buka Jalan Rekonsiliasi
Untuk membantah tuduhan tersebut, G7 dalam KTT kali ini pun mengundang lima negara di luar keanggotaan, yaitu Indonesia, India, Afrika Selatan, Senegal dan Argentina.
Namun ternyata, negara-negara undangan tidak sepenuhnya memberi dukungan kepada kelompok barat. Presiden Senegal Macky Sall, selaku ketua Uni Afrika, lebih menggarisbawahi nasib negara miskin di Afrika. Menurutnya, mereka kini semakin terjebak dalam kondisi yang sulit.
Selepas KTT G7, Sall bahkan bertolak menuju Rusia untuk bertemu Putin. Dirinya berupaya membujuk Presiden Rusia untuk membuka kembali ekspor sereal dan pupuk demi keberlangsungan negara-negara Afrika.
Baca juga: AS Ajak Sekutunya Bersama-sama Melawan Rusia
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pun memilih menghindari kritik kepada Putin. Dia justru menyerang negara-negara barat, karena tidak mematuhi prinsip solidaritas dan kerja sama terkait pemerataan akses vaksin.
Masyarakat Afrika tampak begitu kecewa atas kegagalan G7 dalam memenuhi komitmen untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan di dunia. Pada 2015, pemimpin G7 berjanji untuk mengangkat 500 juta orang di negara berkembang untuk keluar dari kelaparan dan kekurangan gizi.
Namun, saat komitmen tersebut disampaikan, Oxfam, lembaga nirlaba yang fokus pada penanggulangan kemiskinan, mencatat 630 juta orang dilanda kelaparan di seluruh dunia. Alih-alih kian berkurang, pada 2021, angka itu justru bertambah menjadi 950 juta orang.(Guardian/OL-11)
Terkini Lainnya
G7 Sepakat Pinjaman Ukraina Menggunakan Keuntungan dari Investasi Rusia yang Dibekukan
Presiden AS Joe Biden dan G7 Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Para pemimpin G7 Setuju Pembatasan Impor Berlian Rusia
G7 Serukan Huthi Hentikan Ancaman terhadap Pelayaran Internasional
Israel Tertekan, Punya Tiga Pekan Hancurkan Gaza
Amerika Undang Jepang dan Korsel Merapat ke Washington
Hingga Juli, Ada 20 Kasus Konflik Buaya vs Manusia di Babel
Sebarkan Kabar Baik Kurangi Potensi Konflik Antarumat Beragama
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS Mundur di Tengah Konflik Gaza
Israel Menolak Inisiatif Prancis Meredakan Konflik dengan Hizbullah
Laporan PBB Ungkap Pelanggaran Berat terhadap Anak Meningkat pada 2023
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap