Cuaca Ekstrem Landa Wilayah Eropa HinggaAS
YUNANI dan Spanyol berjibaku memadamkan kebakaran hutan terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Bencana itu juga memaksa ribuan orang mengungsi di tengah suhu tinggi.
"Pihak berwenang melakukan semua yang mereka bisa untuk melindungi penduduk setempat dan merawat satwa liar yang terluka," ujar Gubernur Evros di wilayah Yunani, Dimitris Petrovits.
Menurutnya, Yunani berada dalam cengkeraman gelombang panas sejak Sabtu waktu setempat. Diperkirakan, cuaca ekstrem berlangsung selama 10 hari ke depan. Suhu naik hingga mencapai 42 derajat Celsius di beberapa daerah.
Baca juga: Diterpa Gelombang Panas, Suhu di Eropa Melebihi 40 Derajat Celcius
Lusinan petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api di Lesbos. Juru Bicara Pemadam Kebakaran Yunani Yiannis Artopoios mengatakan pihaknya dihadapkan pada kekeringan yang eksplosif, suhu tinggi dan angin kencang.
Kebakaran hutan melanda wilayah utara, timur dan selatan Yunani, termasuk pulau wisata Lesbos. "Semua penghuni pulau ini sekitar 200 orang diperintahkan untuk mengungsi," jelasnya.
Bencana serupa melanda Spanyol. Negara itu mengalami gelombang panas yang berlangsung selama dua minggu. Akibatnya menimbulkan suhu tertinggi dengan 45 derajat Clsius di wilayah selatan Spanyol, yakni Cordoba.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Kian Memicu Hujan Ekstrem di Amerika Serikat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gelombang panas di Eropa telah menyebabkan lebih dari 1.700 kasus kematian. Itu pun hanya di wilayah Spanyol dan Portugal. Adapun Inggris juga tidak lepas dari amukan gelombang panas.
Diketahui, suhu di London naik menjadi 40,3 derajat Celsius dan menyebabkan tiga titik panas di hutan kota. Kondisi tersebut hampir mirip dengan kejadian di Amerika Serikat (AS), yang diselimuti suhu panas dan kebakaran hutan. Salah satunya, menyasar wilayah California, tepatnya di Taman Nasional Yosemite.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa perubahan iklim sangat berbahaya dan sudah terbukti. Komunitas internasional sepakat bahwa perubahan iklim merupakan ancaman bagi kehidupan manusia dan alam. Namun, banyak cara untuk menanggulanginya.(AFP/OL-11)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Awas Longsor, 6 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Prakiraan Cuaca Selasa 11 Juni 2024, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap