Iran Sebut Perundingan Nuklir Berjalan Lancar
![Iran Sebut Perundingan Nuklir Berjalan Lancar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/f29f0b0bf8bb4739dec9db8e065e11f7.jpg)
IRAN memeriksa proposal yang diinisiasi oleh Uni Eropa (UE) dalam negosiasi di Wina yang bertujuan untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan dunia. Sementara ide yang diajukan UE tersebut bersifat final.
"Segera setelah kami menerima ide-ide ini, kami menyampaikan tanggapan dan pertimbangan awal kami. Tetapi tentu saja, item-item ini memerlukan tinjauan komprehensif, dan kami akan menyampaikan pandangan dan pertimbangan tambahan kami," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Iran yang tidak disebutkan namanya.
Komentar itu muncul setelah seorang pejabat Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan UE telah mengajukan versi final dari teks tersebut.
"Negosiasi selesai, dan itu tidak akan dinegosiasikan ulang," terangnya.
Pembicaraan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan mengenai program nuklir Iran dilanjutkan pada Kamis (11/8), di Wina, Austria.
Pejabat Iran telah menyarankan penyelidikan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menjadi poin utama yang akan menentukan hasil perundingan.
Kesepakatan itu akan bermuara pada Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA). Tetapi pejabat EU itu mengatakan, "itu tidak ada hubungannya dengan JCPOA.
Baca juga: Iran dan AS Kembali ke Meja Perundingan Nuklir
Iran mengatakan IAEA harus sepenuhnya menghentikan tuduhan yang berkaitan dengan pertanyaan tentang bahan nuklir di situs yang tidak diumumkan.
Dewan Gubernur IAEA mengadopsi sebuah resolusi pada Juni, mengecam Iran karena gagal menjelaskan secara memadai penemuan jejak uranium yang diperkaya di tiga lokasi.
Pejabat Iran menambahkan pembicaraan beberapa hari terakhir menemukan sejumlah titik temu. "Kami berbagi posisi kami dengan pihak lain, dan kemajuan relatif dibuat dalam beberapa masalah."
Dia menambahkan bahwa tim perunding melindungi hak dan kepentingan bangsa Iran serta memastikan manfaat dan menjamin implementasi berkelanjutan dari kewajiban pihak lain dan mencegah pengulangan sanksi sepihak Amerika Serikat (AS).
Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan dimulai pada April 2021 sebelum terhenti pada Maret.
Perjanjian 2015 memberikan keringanan sanksi Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya untuk menjamin bahwa Teheran tidak dapat mengembangkan senjata nuklir - sesuatu yang selalu disangkal ingin dilakukan.
Tetapi penarikan sepihak AS dari perjanjian itu pada 2018 dan penerapan kembali sanksi ekonomi mendorong Iran untuk mulai membatalkan komitmennya sendiri. (AFP/Cah/OL-09)
Terkini Lainnya
Presiden Prancis Emmanuel Macron Ingin Eropa Dilindungi Senjata Nuklir
Putin Siap Gunakan Senjata Nuklir Jika Kedaulatan Rusia Terancam
Vladimir Putin Ancaman Perang Nuklir Bila Ada Intervensi Militer Barat di Ukraina
Indonesia Desak Pelucutan Senjata Nuklir Segera
IAEA Memperingatkan KeKhawatiran atas Rencana Nuklir Iran
Rusia dan AS Segera Bahas Pengurangan Jumlah Senjata Nuklir
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap