RI Dorong Penguatan Kerja Sama ASEAN dengan Uni Eropa
MENKO Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong agar hubungan bilateral antara ASEAN dengan Uni Eropa terus berjalan dan menguat. Apalagi, hubungan itu sudah terjalin selama 45 tahun.
Oleh karena itu, kolaborasi antara dua kawasan perlu untuk dipertahankan dan dikembangkan. "Hubungan yang sudah berjalan baik ini harus dimanfaatkan dengan terus menjaga kolaborasi yang erat antar dua kawasan," ujarnya dalam 10th ASEAN-EU Business Forum di Brussels, Belgia.
"Ekonomi digital, energi hijau, serta sektor UMKM merupakan beberapa contoh sektor potensial yang bisa dikembangkan," imbuh Airlangga.
Baca juga: Tiba di Belgia, Jokowi akan Hadiri Sejumlah Pertemuan
Menurutnya, hal itu juga akan didorong oleh Indonesia saat menjadi keketuaan ASEAN di 2023. Pun, upaya itu akan sejalan dengan tema yang diusung, yakni ASEAN Matters: Epicentrum of Growth dengan tiga agenda utama prioritas, yaitu recovery-rebuilding, digital transformation, dan sustainability.
ASEAN juga disebut menjadi salah satu kawasan yang memiliki daya tahan di tengah terpaan krisis multidimensional saat ini. Sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), yang menyebut pertumbuhan ekonomi di Kawasan Asia Tenggara bakal mencapai 4,3% pada 2023.
Baca juga: Parlemen Uni Eropa Dilanda Skandal Suap terkait Piala Dunia Qatar
Kuatnya pertumbuhan kawasan, kata Airlangga, juga seirama dengan kondisi di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik. Pada triwulan III 2022, misalnya, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi di level 5,72%.
Di kesempatan yang sama, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mendorong kerja sama antar dua kawasan ASEAN dan Uni Eropa yang lebih erat. "Sejumlah tantangan yang dihadapi mulai pandemi covid-19 dan tensi geopolitik, telah memberatkan upaya pemulihan ekonomi global atau total recovery," jelasnya.
"Uni Eropa siap bekerjasama atau berkolaborasi dengan ASEAN, khususnya di beberapa sektor seperti konektivitas, ekonomi digital, perubahan iklim, serta krisis pangan dan keuangan global," sambung Michel.(OL-11)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Borrell Kecam Pembangkangan Israel Perluas Kiriman Bantuan ke Gaza
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Uni Eropa Perdana Bahas Rencana Pemberian Sanksi untuk Israel
Luksemburg dan Belgia Ajak Dunia Akui Palestina
Perwakilan PBB Minta Uni Eropa Hadir Cegah Kekerasan Warga Palestina di Tepi Barat
Pemerataan Inklusi Keuangan, Adapundi-BCA Digital Bidik Nasabah Unbankable
Reethau Group Teken PJBG dengan KKKS (Pertamina EP) dalam Forum Gas Bumi untuk Dukung Kemandirian Energi Nasional
Kemitraan Strategis Industri-Perguruan Tinggi Kembangkan Talenta AI
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Peningkatan Kualitas SDM Cermin Pembangunan Berkelanjutan
Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Ida Fauziyah-Dubes Tiongkok Duduk Bareng
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap