visitaaponce.com

AS Pertimbangkan Lacak Covid-19 Lewat Air Limbah Pesawat Asal Tiongkok

AS Pertimbangkan Lacak Covid-19 Lewat Air Limbah Pesawat Asal Tiongkok
Maskapai Tiongkok(AFP)

AMERIKA Serikat (AS) sedang mempertimbangkan pengambilan sampel air limbahdari pesawat internasional. Itu untuk melacak varian baru covid-19 yang muncul saat infeksi melonjak di Tiongkok.

Pakar kesehatan yang berbasis di Inggris memperkirakan sekitar sembilan ribu orang per hari meninggal karena penyakit ini di Tiongkok. Usulan pengujian air limbah oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS akan memberikan solusi yang lebih baik untuk melacak virus ini.

Dampak lainnya akan memperlambat covid-19 asal Tiongkok masuk ke AS lewat para pelancong. AS dan sejumlah negara lain mengatakan penumpang pesawat dari Tiongkok akan memerlukan hasil tes negatif covid-19 .

Infeksi covid-19 mulai menyebar ke seluruh Tiongkok pada November, meningkat pesat bulan ini setelah Beijing menghapus kebijakan nol-covid termasuk pengujian PCR reguler. Kematian kumulatif di Tiongkok sejak 1 Desember kemungkinan mencapai 100 ribu orang, dengan total infeksi 18,6 juta, kata Airfinity, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/12).

Data itu menggunakan pemodelan berdasarkan jumlah kasus di semua wilayah Tiongkok. Airfinity memperkirakan infeksi covid-19 di Tiongkok mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari dengan 3,7 juta kasus per hari.

Badan kesehatan Uni Eropa mengatakan pihaknya yakin pengenalan wajib skrining covid-19 tidak dapat mencegah serangan pada kekebalan populasi.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Tiongkok untuk lebih terbuka dengan data covid-19.

“Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari Tiongkok, dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasinya,” tulis Tedros.

Baca juga: AS Ikuti Jepang dan India Karantina Pelancong Tiongkok

Airfinity memperkirakan kematian di Tiongkok mencapai puncaknya pada 23 Januari dengan sekitar 25 ribu orang per hari, dengan kematian kumulatif mencapai 584 ribu sejak Desember. Sejak 7 Desember, mengubah kebijakan secara tiba-tiba, Tiongkok hanya melaporkan hanya 10 kematian akibat covid-19.

Pakar Penyakit Menular University of Minnesota Dr Michael Osterholm mengatakan secara internasional, upaya pembatasan perjalan dengan pengujian sejauh ini gagal mengekang penyebaran covid-19. 

“Mereka tampaknya penting dari sudut pandang politik. Saya pikir setiap pemerintah merasa mereka akan dituduh tidak berbuat cukup untuk melindungi warganya jika mereka tidak melakukan ini,” tuturnya.

AS, minggu ini juga memperluas program pengurutan genomik sukarela di bandara, termasuk wilayah Seattle dan Los Angeles masuk dalam program tersebut. Itu membuat jumlah total bandara yang mengumpulkan informasi dari tes positif menjadi tujuh.

Tetapi para ahli mengatakan itu mungkin tidak memberikan ukuran sampel yang berarti. Solusi yang lebih baik adalah menguji air limbah dari maskapai penerbangan, yang akan memberikan gambaran lebih jelas tentang virus ini bermutasi.

Pakar Genomik dan Direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, Eric Topol, mengatakan air limbah di pesawat dari Tiongkok akan menjadi taktik penelusuran covid-19 yang sangat bagus. Penting bagi AS untuk meningkatkan pengawasan.

"Karena Tiongkok sangat tidak mau membagikan data genomiknya," ucap Topol.

Tiongkok mengatakan kritik terhadap statistik covid-nya tidak berdasar dan mengecilkan risiko varian baru, dengan memperkirakan mutasi lebih menular tetapi tidak terlalu parah.

Namun, keraguan atas data resmi Tiongkok mendorong banyak negara termasuk Italia dan Jepang serta AS untuk memberlakukan aturan pengujian baru pada pendatang.

"Analisis air limbah pesawat adalah di antara beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS," kata juru bicara badan tersebut, Kristen Nordlund.

“Pengawasan air limbah covid-19 sebelumnya telah terbukti menjadi alat yang berharga dan pengawasan air limbah pesawat berpotensi menjadi pilihan,” tukasnya.(The Guardian/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat