Gencatan Senjata Sepihak Putin akan Dimulai di Ukraina
![Gencatan Senjata Sepihak Putin akan Dimulai di Ukraina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/62d28689433f08c5a6fdcba2c2207a1e.jpg)
GENCATAN senjata singkat yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tetapi ditolak oleh Ukraina sebagai isyarat kosong akan berlaku pada hari Jumat sebagai jeda penuh pertama sejak invasi Moskow pada Februari 2022.
Perintah Putin untuk menghentikan pertempuran selama 36 jam selama Natal Ortodoks, datang setelah Moskow menderita kerugian terburuk yang dilaporkan dalam perang. Sekutu Ukraina berjanji untuk mengirim kendaraan lapis baja dan baterai pertahanan udara Patriot kedua untuk membantu Kyiv.
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan tak lama setelah dimulainya jeda pertempuran Rusia bahwa pasukan Moskow telah menyerang kota selatan Kherson dalam serangan yang menyebabkan beberapa orang tewas atau terluka.
"Setidaknya ada empat ledakan. Mereka berbicara tentang gencatan senjata. Kami berperang dengan siapa," kata Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala administrasi kepresidenan.
Dia tidak mengatakan apakah serangan itu sendiri terjadi sebelum atau setelah waktu dimulainya gencatan senjata.
Kedua negara merayakan Natal Ortodoks dan perintah pemimpin Rusia datang menyusul seruan gencatan senjata dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin spiritual Rusia Patriarch Kirill, seorang pendukung setia Putin.
Baca juga: Pemimpin Kristen Ortodok Rusia Dukung Putin Serang Ukraina Timur
Penghentian akan dimulai pada Jumat (0900 GMT) dan berlangsung hingga akhir Sabtu (2100 GMT), kata Kremlin.
Ukraina telah menolaknya sebagai strategi Rusia untuk mendapatkan waktu untuk menyusun kembali pasukannya dan memperkuat pertahanannya setelah serangkaian pembalikan medan perang.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan gencatan senjata sepihak tidak dapat dan tidak boleh dianggap serius. Sementara seorang penasihat dekat mengatakan Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan agar benar-benar berhenti dalam permusuhan.
Presiden AS Joe Biden juga sama-sama meremehkan.
"Dia siap mengebom rumah sakit dan pembibitan dan gereja pada 25 Desember dan pada Hari Tahun Baru," katanya.
"Kurasa dia sedang mencari oksigen. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menulis di Twitter: "Jeda 36 jam serangan Rusia tidak akan menghasilkan apa-apa untuk memajukan prospek perdamaian.” (AFP/OL-4)
Terkini Lainnya
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
G7 Peringatkan Dukungan Tiongkok kepada Rusia dalam Perang Ukraine
Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Konstruksi Perang yang Maskulin Buat Perempuan dan Anak Jadi Korban
Benjamin Netanyahu: Israel Siap untuk Operasi Intens di Perbatasan Libanon
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap