visitaaponce.com

Serangan Udara Rusia Tewaskan 40 Orangdi Dnipro, Ukraina

LAYANAN darurat Ukraina mengatakan 40 orang tewas, termasuk tiga anak, dan 34 orang masih belum ditemukan di Dnipro.

Kyiv menyalahkan serangan Moskow, tetapi Kremlin menduga kehancuran di Dnipro akibat kelemahan sistem pertahanan udara militer Ukraina.

“Angkatan bersenjata Rusia tidak menyerang bangunan tempat tinggal atau infrastruktur sosial. Mereka menyerang sasaran militer,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan operasi pencarian akan dilanjutkan untuk mengevakuasi rakyatnya yang tertimbun puing gedung di Dnipro.

Dia menyalahkan Rusia dan menolak kehancuran di Dnipro akibat kegagalan sistem pertahanan udara Ukraina.

Terpisah, Rusia dan Belarus mengadakan latihan militer bersama. Belarusia, satu-satunya negara yang telah mendukung Rusia menginvasi Ukraina mengizinkan pasukan Moskow untuk melancarkan invasi mereka dari wilayah Belarusia pada bulan Februari.

Baca juga: Pasukan Ukraina Pertahankan Kendali atas Soledar di Tengah Klaim Rusia

Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan latihan angkatan udara akan melibatkan penerbangan taktis bersama dan setiap lapangan terbang di Belarusia akan dilibatkan.

"Latihan ini murni bersifat defensif," kata Wakil Sekretaris Negara Pertama Dewan Keamanan Belarusia Pavel Muraveyko.

Sementara itu, kepala pengawas atom PBB Rafael Grossi diharapkan berada di Ukraina pada untuk menyebarkan misi pengamatan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Mengamankan dan melindungi situs nuklir telah menjadi perhatian utama selama invasi Rusia.

“Saya bangga memimpin misi ini ke Ukraina, di mana kami menyebarkan di semua PLTN negara untuk memberikan bantuan dalam keselamatan dan keamanan nuklir,” katanya.

Tanda lain bahwa perang berdampak jauh melampaui Ukraina, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengundurkan diri pada Senin (16/1), setelah berbulan-bulan dikritik atas keragu-raguan Berlin mengutuk perang di Ukraina.

Sementara Inggris menjanjikan 14 tank Challenger 2 ke Ukraina, yang akan menjadikannya negara Barat pertama yang memasok tank berat yang diminta Kyiv. Peskov memperkirakan mereka akan memiliki pengaruh yang kecil dalam upaya perang Ukraina.

"Tank-tank ini sedang terbakar dan akan terbakar," katanya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan janji pemberian peralatan perang berat sangat penting untuk Ukraina. Perdana Menteri Polandia mendesak pemerintah Jerman untuk memasok berbagai macam senjata dan menyetujui transfer tank tempur ke Kyiv.

Institute for the Study of War, sebuah think-tank di Washington, DC, melaporkan tanda-tanda Kremlin mencoba mengubah invasi menjadi perang konvensional besar.

Rusia telah dipaksa keluar dari banyak wilayah yang dicaploknya dalam beberapa bulan terakhir oleh serangan balasan Ukraina yang berhasil.

“Kremlin kemungkinan bersiap untuk melakukan tindakan strategis yang menentukan dalam enam bulan ke depan yang dimaksudkan untuk mendapatkan kembali inisiatif dan mengakhiri rangkaian keberhasilan operasional Ukraina saat ini,” kata institut tersebut.

Disebutkan bahwa laporan menunjukkan bahwa komando militer Rusia sedang dalam persiapan serius untuk upaya mobilisasi yang diperluas, meningkatkan produksi industri militer dan merombak struktur komandonya.

Itu berarti sekutu Ukraina perlu terus mendukung dalam jangka panjang. (Aljazeera/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat