visitaaponce.com

Tiongkok Tuduh AS Berlebihan Soal Balon

Tiongkok Tuduh AS Berlebihan Soal Balon
Balon yang diduga digunakan Tiongkok untuk memata-matai AS.(AFP/Chase DOAK )

DIPLOMAT Senior Tiongkok Wang Yi mengecam Amerika Serikat (AS) karena menilai berlebihan temuan balon udara. Beijing menyebut klaim Washington bahwa balon itu diterbangkan untuk misi mata-mata merupakan sikap yang terlalu histeris dan absurd.

Berbicara pada pertemuan para pemimpin dunia di Konferensi Keamanan Muenchen, Wang mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki persepsi yang salah arah tentang Beijing. Dia menuduh AS mencoba mencoreng negaranya dengan isu balon itu.

Pada saat yang bersamaan Washington menerapkan kebijakan yang bertentangan dengan paradigmanya sendiri seperti dalam perdagangan bebas. 

Baca juga: Militer AS Sebut Temukan Sensor dari Balon Mata-Mata Tiongkok

"Ada banyak balon dari banyak negara di langit. Apakah kamu ingin menurunkannya satu per satu?," tanya Wang.

Ia meminta pemerintah AS tidak berlebihan dalam menyikapi isu balon. Sebaliknya, Washington yang mengirimkan balon mata-mata untuk mengawasi Beijing.

"Kami mendesak AS untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak masuk akal hanya untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik mereka sendiri," ungkapnya.

Washington berada dalam keadaan waspada sejak balon putih besar dari Beijing terlihat di atas sejumlah situs senjata nuklir rahasia. AS pun menembak jatuh salah satunya di lepas pantai timur pada 4 Februari.

Beijing membantah menggunakan balon itu untuk misi mata-mata dan mengklarifikasi pesawat itu untuk penelitian cuaca. Selanjutnya, Wang menuduh Washington mengirim balon spionase sendiri ke wilayahnya namun telah dibantah oleh AS.

Pertengkaran itu membuat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba-tiba membatalkan kunjungan ke Tiongkok. Blinken juga berada di Muenchen tanpa ada kabar pertemuan dengan perwakilan Beijing.

Washington, kata Wang, memiliki pandangan yang salah tentang Tiongkok sebagai tantangan geopolitik yang serius dan ancaman bagi AS. 

"Ini adalah persepsi yang salah tentang Tiongkok dan dengan persepsi ini, AS menggunakan segala cara untuk mencoreng dan menekan Tiongkok, dan mengkooptasi negara lain untuk melakukan hal yang sama," katanya.

Wang menuduh AS menggunakan 100% kebijakan perlindungan dari Tiongkok, serta mengedepankan tindakan sepihak dalam kebijakan ekonominya sendiri seperti Undang-Undang Chips. 

"Kami berharap pihak AS akan mengambil sikap pragmatis dan proaktif terhadap China dan bekerja sama dengan Tiongkok untuk mengembalikan hubungan bilateral kami untuk menerima jalur perkembangan yang baik," tambahnya.

Jangan membuat kesalahan yang sama

Setelah empat tahun hubungan AS-Tiongkok memanas sejak era Presiden Donald Trump, Presiden AS Joe Biden mengkaji ulang hubungan dengan Beijing yang dia gambarkan sebagai pesaing terbesar Washington.

Ketegangan kedua negara meningkat tahun lalu setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Hubungan Beijing-Washington akan kembali diuji dengan kunjungan pejabat tinggi Pentagon tiba di Taiwan dalam waktu dekat.

Invasi Rusia ke Ukraina juga membuat kekuatan Barat mewaspadai hubungan antara pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. 

Wakil Presiden AS Kamala Harris menggarisbawahi bahwa AS mengkhawatirkan Beijing telah memperdalam hubungannya dengan Moskow sejak perang di Ukraina dimulai.

Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Beijing mengawasi dengan cermat untuk melihat harga yang dibayar Rusia, atau hadiah yang diterimanya atas agresinya. 

"Apa yang terjadi di Eropa hari ini bisa terjadi di Asia Timur besok," katanya.

Stoltenberg juga mengatakan serbuan Moskow telah mengungkap bahaya ketergantungan Eropa yang berlebihan pada rezim otoriter dan harus menjadi pelajaran karena benua itu mengorientasikan hubungan dengan Beijing. 

“Kita seharusnya tidak melakukan kesalahan yang sama dengan Tiongkok dan rezim otoriter lainnya,” dia mengingatkan. (AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat