visitaaponce.com

Rakyat Filipina Peringati37 Tahun Tergulingnya Ferdinand Marcos

Rakyat Filipina Peringati 37 Tahun Tergulingnya Ferdinand Marcos
Para demonstran memperingati 37 tahun 'People Power' yang menggulingkan Preisiden Ferdinand Marcos di Quezon City, Filipna, Sabtu (25/2).( JAM STA ROSA / AFP)

RAKYAT Filipina memperingati 37 tahun revolusi 'Kekuatan Rakyat', yang menggulingkan ayah Presiden Ferdinand Marcos Junior, Ferdinand Marcos.

Aksi peringatan tergulingnya diktator menjadi kali pertama sejak Marcos Junior menjabat pada Juni 2022.

Dia memuji rezim 20 tahun ayahnya, yang oleh para kritikus digambarkan sebagai periode kelam pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi yang membuat negara itu jatuh miskin.

Para pengunjuk rasa menyalakan musik rock dengan keras yang disambut riuh para korban penindasan Ferdinand Marcos.

Mereka berkumpul di monumen 'Kekuatan Rakyat' di Manila di memori era brutal. Beberapa meneriakkan Marcos, Duterte semua sama, diktator fasis, mengacu pada mantan presiden Rodrigo Duterte dan penggantinya Marcos Junior.

Aktivis HAM veteran Suster Mary John Mananzan mendesak pengunjuk rasa untuk tetap waspada menyusul kembalinya keluarga Marcos ke tampuk kekuasaan.

Hampir empat dekade setelah jatuhnya Ferdinand Marcos, Julio Montinola, 53 tahun, mengatakan tantangan saat ini menjaga pesan dan semangat mengkritisi pemerintah tetap hidup.

Baca juga: Presiden Filipina Sebut Negaranya Tidak akan Kehilangan Wilayah

"Sayangnya, itu tidak beresonansi dengan generasi berikutnya. Intinya dia (Marcos Jr) dipilih oleh rakyat," katanya.

Kyle Navera yang berusia 13 tahun mengatakan dia telah mendengar hal-hal buruk terjadi pada orang-orang yang menentang Ferdinand Marcos. "Sepertinya dia (Marcos Junior) mulai (menjadi seperti ayahnya). Saya harap dia tidak menempuh jalan itu," kata Navera.

Dia merujuk pada perang narkoba mematikan yang sedang berlangsung yang dimulai oleh pendahulu Marcos Junior, Rodrigo Duterte.

Marcos Junior mengirim karangan bunga putih besar ke monumen itu, yang terletak di dekat jalan raya utama kota tempat pemberontakan rakyat Filipina.

Dalam sebuah pernyataan, Marcos Junior mengenang masa-masa kesengsaraan itu dan bagaimana dapat keluar dari masa-masa itu dengan bersatu dan lebih kuat sebagai sebuah bangsa.

"Sekali lagi saya menawarkan tangan rekonsiliasi saya kepada mereka yang memiliki keyakinan politik berbeda untuk bersatu sebagai satu kesatuan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik," kata Marcos Junior.

Ketika Ferdinand Marcos yang sakit mempertahankan kekuasaan pada 1986, ratusan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Manika selama empat hari dalam pemberontakan yang didukung militer.

Klan tersebut, termasuk Marcos Junior, melarikan diri dari istana kepresidenan pada 25 Februari dengan pesawat militer Amerika Serikat (AS) dengan tas dan kotak berisi permata, emas, dan uang tunai.

Setelah kematian sang patriark di Hawaii pada 1989, keluarganya kembali ke Filipina untuk membangun kembali basis kekuatan politik mereka dan merehabilitasi nama mereka.

Upaya mereka memuncak dengan kemenangan Marcos Junior dalam pemilihan presiden Mei 2022, menyusul kampanye misinformasi besar-besaran di media sosial yang menutupi sejarah keluarga.

Cristina Palabay dari aliansi hak asasi manusia Karapatan khawatir klan Marcos masih bertekad untuk membersihkan nama mereka dan mempertahankan kekayaan haram mereka, yang diperkirakan mencapai miliaran dolar AS. (AFP/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat