NATO Bakhmut akan Jatuh ke Tangan Rusia
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperkirakan kota Bakhmut di Ukraina akan jatuh ke tangan Rusia dalam beberapa hari mendatang. Prediksi itu disampaikan setelah berlangsungnya pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina selama berbulan-bulan.
"Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Bakhmut pada akhirnya akan jatuh dalam beberapa hari mendatang. Namun ini tidak serta merta mencerminkan titik balik perang," ujar Stoltenberg.
Ia melihat Rusia telah mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut yang membuat okupansi mungkin tidak terhindarkan lagi.
Baca juga: Amerika Serikat Ragukan Ukraina Rebut Wilayah yang Dikuasai Rusia
"Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan, lebih banyak pasukan dan apa yang kurang dalam kualitas yang mereka coba perbaiki secara kuantitas," kata Stoltenberg.
Sebelumnya, kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, mengklaim telah merebut tepi timur kota industri itu.
Baca juga: Presiden Swiss Kecam Ekspor Senjata ke Ukraina
Kepala Grup Wagner yang sekutu Kremlin Yevgeny Prigozhin mengatakan pasukannya telah merebut seluruh bagian timur Bakhmut sebuah kota tambang garam dengan populasi 80.000 orang sebelum perang.
Pertempuran sengit di sekitar Bakhmut telah menjadi yang terpanjang dan paling berdarah dalam invasi Rusia selama lebih dari setahun. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan kondisi yang bisa terjadi jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia.
"Kami memahami bahwa setelah Bakhmut, pasukan Rusia dapat melangkah lebih jauh dan menyerang kota-kota terdekat di wilayah Donetsk. Mereka bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, itu akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia setelah Bakhmut ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk," ucap Zelensky.
Ia pun memastikan bahwa angkatan bersenjatanya akan tetap tinggal di Bakhmut. Cara itu diharapkan dapat memperlambat pengambilalihan Bakhmut oleh Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan mengambil kendali kota itu akan memungkinkan operasi ofensif lebih lanjut di timur Ukraina. Sementara Prigozhin memperkirakan antara 12ribu dan 20ribu pasukan Ukraina masih mempertahankan kota itu. (Z-11)
Terkini Lainnya
Putin Ingin Akhiri Konflik Ukraina Secara Menyeluruh, Bukan Gencatan Senjata
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Putin Masuk Daftar Sasaran Grup Wagner
CIA : Kesalahan Putin Beri Peluang Amerika Rekrut Mata-Mata
Polandia Perkuat Perbatasan Usia Grup Wagner ke Belarusia
NATO Lindungi Anggotanya dari Ancaman Pasukan Wagner di Belarus
Putin dan Wagner Damai, Moskow Cabut Darurat Keamanan
Rusia Kumpulkan Kekuatan di Bakhmut
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap