visitaaponce.com

Macron Cari Momentum Baru setelah Pertarungan Reformasi Pensiun

Macron Cari Momentum Baru setelah Pertarungan Reformasi Pensiun
Presiden Prancis, Emmanuel Macron(Dok. AFP/Yves)

Presiden Emmanuel Macron akan tampil di televisi pada Rabu (22/3), dengan harapan dapat menyembuhkan perpecahan yang mendalam di seluruh Prancis. Kondisi itu akibat gelombang demontrasi atas reformasi pensiun yang telah menurunkan popularitasnya.

Dengan empat tahun tersisa dalam mandat keduanya, Macron juga akan berusaha untuk memberikan momentum baru bagi pemerintahannya karena sedang berusaha bangkit dari kejatuhan politik akibat keputusannya meloloskan rencana reformasi melalui Majelis Nasional tanpa pemungutan suara.

Wawancara ini dilakukan di tengah-tengah ketegangan yang membara di jalanan, dengan ratusan demonstran ditangkap dan petugas polisi dituduh membungkam protes yang sah.

Baca juga: Bentrokan Pecah di Prancis Setelah Macron Lolos dari Mosi Tidak Percaya

Sebelum memecah kebisuannya dalam sebuah wawancara langsung di televisi yang dijadwalkan pada pukul 13.00 (1200 GMT) pada hari Rabu, Macron menghabiskan sebagian besar hari untuk berbicara dengan para menteri, penasihat, dan petinggi politik lainnya tentang pemerintahan ke depan.

Orang-orang yang terlibat dalam diskusi tersebut mengatakan kepada AFP bahwa Macron telah mengesampingkan segala bentuk perubahan radikal terhadap status quo politik.

Baca juga: Macron Terancam Mosi Tidak Percaya

Tidak akan ada perdana menteri baru untuk menggantikan Elisabeth Borne yang sedang menjabat, tidak ada pembubaran Majelis Nasional dan tidak ada referendum mengenai reformasi pensiun yang menaikkan usia pensiun menjadi 64 tahun dari 62 tahun. Namun Macron juga meminta pasukannya untuk memberikan ide-ide dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

“Bertujuan untuk perubahan metode dan agenda reformasi baru," kata salah satu peserta, yang tidak ingin disebutkan namanya, dilansir dari AFP, Rabu, (22/3).

Menteri Transportasi Clement Beaune mengatakan kepada penyiar France Inter bahwa pemerintah dapat membuka babak baru dengan inisiatif untuk meningkatkan nasib rakyat Prancis, termasuk kehidupan kerja dan upah mereka.

Namun, meskipun Macron akan mencoba membalik keadaan pada proses politik dan institusional yang sulit hingga membuat reformasinya berhasil, ia tidak dapat melakukan hal yang sama untuk kerusuhan sosial yang terus mengguncang Prancis.

Diketahui, Polisi menangkap sekitar 300 orang dalam beberapa jam setelah pemerintah bertahan dari dua mosi tidak percaya di Majelis Nasional atas RUU pensiun tersebut.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat