Kiriman Senjata Nuklir Inggris di Ukraina Buat Rusia Murka
![Kiriman Senjata Nuklir Inggris di Ukraina Buat Rusia Murka](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/83963d893809a2a7bc444cbe3940d7d4.jpg)
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan merespons dengan keras terhadap Inggris jika berani memberi Ukraina amunisi tank penembus baja yang mengandung depleted uranium. Reaksi tersebut muncul setelah Menteri Negara Pertahanan Inggris, Annabel Goldie, mengkonfirmasi senjata itu bagian dari paket bantuan militer yang akan dikirim ke Ukraina bersama dengan tank tempur Challenger 2.
“Inggris Raya mengumumkan tidak hanya pasokan tank ke Ukraina tetapi juga selongsong dengan uranium. Jika ini terjadi, Rusia terpaksa bereaksi,” kata Putin kepada setelah pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Kremlin.
Menurut Putin, Inggris harus menerima konsekuensi yang tegas dari Rusia dengan pengiriman senjata tersebut.
Baca juga: AS 'Kipasi' Konflik Ukraina dengan Rp5.373 T di Tengah Usulan Damai Tiongkok
"Rusia harus menanggapinya, mengingat Barat secara kolektif sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” kata Putin.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan tanggapan yang akan diberikan kepada Inggris dengan pengiriman senjata tersebut. Namun Goldie mengatakan pemberian satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina disertai peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium.
"Amunisi itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja”, katanya.
Baca juga: Putin Jadikan Proposal Tiongkok Dasar Perundingan Damai dengan Ukraina
Depleted uranium adalah produk turunan dari proses pengayaan nuklir yang digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau senjata nuklir. Bobotnya cocok digunakan untuk menembus baja dengan mudah. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan amunisi semacam itu sebagai logam berat yang beracun secara kimiawi dan radiologis.
Kementerian Pertahanan Inggris mengabaikan peringatan Putin itu. Peluru penembus baja telah menjadi peralatan standar selama beberapa dekade dan tidak ada hubungannya dengan senjata atau kemampuan nuklir.
Sebaliknya, kementerian tersebut menuduh Rusia melakukan disinformasi yang disengaja karena menggambarkan amunisi tersebut sebagai senjata dengan komponen nuklir. “Rusia mengetahui hal ini, tetapi dengan sengaja berusaha untuk memberikan informasi yang salah,” kata kementerian tersebut.
Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan Putin telah menggambarkan amunisi tersebut sebagai peningkatan untuk mencegah bantuan keamanan Barat meskipun cangkangnya tidak mengandung bahan fisil atau radiologis.
Memicu Perang Nuklir
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan keputusan Inggris akan memicu perang nuklir antara Rusia dan Barat. "Langkah lain telah diambil, dan semakin sedikit yang tersisa," katanya.
Politisi dan komentator Rusia telah membuat serangkaian pernyataan agresif sejak invasi ke Ukraina tahun lalu, menyarankan Moskow bersiap untuk mengerahkan persenjataan nuklirnya yang luas. Kampanye Pelucutan Senjata Nuklir (CND), sebuah organisasi anti-nuklir, mengutuk keputusan Inggris untuk mengirim amunisi tersebut.
CND menyebutnya sebagai bencana lingkungan dan kesehatan tambahan bagi mereka yang hidup melalui konflik. Senjata itu menuai debu beracun atau radioaktif yang akan membahayakan manusia dan lingkungan.
“CND telah berulang kali meminta pemerintah Inggris untuk segera melakukan moratorium penggunaan senjata depleted uranium dan untuk mendanai studi jangka panjang mengenai dampak kesehatan dan lingkungannya,” kata Sekretaris Jenderal CND, Kate Hudson.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut rencana itu sebagai skenario yang disebut dengan istilah Yugoslavia. Makanya Inggris ingin menyebarkan kanker dan merusak lingkungan.
(Z-9),
Terkini Lainnya
Zelensky Tolak Usulan Gencatan Senjata dari Prabowo Subianto
AS Nilai Perlu Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia
Ukraina Berupaya Tahan Serangan Rusia di Lyptsi
Pasukan Rusia Tangkap Warga Sipil di Vovchansk, Ukraina
Kharkiv Diserang, Zelensky Mengadu ke Biden
Bom Luncur Rusia Pengubah Serangan di Ukraina
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap