visitaaponce.com

Polisi Israel Tutupi Fakta Penembakan di Masjid Al-Aqsa, Sebut Tak Ada CCTV

Polisi Israel Tutupi Fakta Penembakan di Masjid Al-Aqsa, Sebut Tak Ada CCTV
Puluhan ribu warga Palestina memadati kompleks masjid Al-Aqsa pada hari Jumat (31/3), beberapa jam sebelum penembakan terjadi.(AFP/Hazem bader)

PEMUDA yang tewas ditembak polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem ialah seorang mahasiswa kedokteran berusia 26 tahun. Korban diidentifikasi bernama Mohammed al-Asibi, penduduk Desa Badui Hura, di Israel selatan.

Polisi Israel mengatakan, penembakan terjadi karena korban mencoba merebut senjata dari seorang petugas dan menembakkannya dalam sebuah perkelahian di kompleks Masjid Al Aqsa pada Jumat (31/3). Namun, keluarga korban membantah keterangan polisi mengenai kematiannya dan menuntut untuk melihat rekaman CCTV, sebut media lokal.

Anehnya, kepolisian mengatakan bahwa tidak ada rekaman CCTV di lokasi tersebut. Asibi dihentikan di dekat Gerbang Rantai, sebuah titik akses menuju kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem timur yang dicaplok Israel.

Baca juga : Tentara Israel Tembak Warga Palestina di Pintu Masuk Masjid Al-Aqsa

Ketika dia sedang diinterogasi, kata pernyataan itu, Asibi tiba-tiba menyerang salah satu polisi, mengambil pistolnya dan menembakkannya.

"Sebagai respon cepat dari para petugas yang berada dalam bahaya dan bergumul dengan teroris tersebut, mereka menembaknya," tambah pernyataan tersebut. Petugas medis kemudian menyatakan bahwa Asibi telah meninggal dunia.

Baca juga : Pemuda Palestina Tewas Tertembak Tentara Israel

Orang-orang yang lewat melaporkan mendengar suara tembakan, dan seorang fotografer AFP melihat sejumlah polisi Israel dikerahkan di Kota Tua sekitar pukul 01.00 dini hari (2200 GMT pada hari Jumat).

Raam, partai Islamis di parlemen Israel, menolak penjelasan polisi tentang kejadian tersebut, dan dalam sebuah unggahan di Facebook menyatakan bahwa para saksi mata mengatakan bahwa Asibi datang untuk menolong seorang wanita yang sedang berkelahi dengan polisi.

Ketua Raam, Mansour Abbas, mempertanyakan tanggapan pihak berwenang bahwa tidak ada rekaman dari serangan yang dituduhkan.

"Ini adalah upaya menutup-nutupi untuk menyembunyikan kebenaran," katanya di Twitter, menuntut penyelidikan segera.

Pada hari Sabtu (1/4), Rahat dan Tel Sheva, dua daerah Badui besar di selatan, bergabung dengan Hura dalam pemogokan umum menyusul peristiwa tersebut.

Polisi Israel tetap pada versi awal mereka dan mengeluarkan pernyataan lain pada Sabtu (1/4) sore, yang mengklaim bahwa serangan itu sendiri tidak terekam di kamera keamanan atau di kamera tubuh petugas polisi.

Mereka juga menolak anggapan bahwa seorang wanita terlibat, dan mengatakan bahwa Asibi datang sendirian, dan para petugas mencurigai kehadirannya di kompleks tersebut setelah jam kerja.

Penembakan tersebut terjadi beberapa jam setelah puluhan ribu warga Palestina memadati kompleks masjid Al-Aqsa pada hari Jumat (31/3), kedua bulan Ramadan untuk melakukan salat Jumat.

Polisi Israel mengatakan lebih dari 100.000 umat telah berkumpul untuk berdoa di tempat tersuci ketiga dalam Islam, yang dibangun di atas apa yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, tempat tersuci dalam agama Yahudi.

Lebih dari 2.000 petugas polisi telah dikerahkan di seluruh kota. Konflik Israel-Palestina telah mengalami peningkatan kekerasan sejak awal tahun ini, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan memanas selama bulan Ramadan.

Dalam 10 hari terakhir sejak dimulainya bulan puasa umat Muslim, kekerasan relatif mereda. (AFP/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat