Paus Fransiskus Melewatkan Misa Jumat Agung karena Cuaca Dingin
PAUS Fransiskus melewatkan Misa Jumat Agung di Colosseum karena cuaca sangat dingin di Roma. Ribuan umat tetap hadir mengikuti acara obor.
Vatikan mengatakan bahwa karena cuaca yang sangat dingin akhir-akhir ini, Paus Fransiskus hanya akan tinggal dan menonton dari hotel tempat dia tinggal di Vatikan dan berdoa bersama dengan mereka yang berpartisipasi di Colosseum. Suhu di Roma diperkirakan turun hingga 50 derajat Fahrenheit (10 Celcius) sebelum akhir upacara misa Jumat Agung.
Sebelumnya pada Jumat, Fransiskus memimpin kebaktian doa malam selama dua jam di Basilika Santo Petrus. Pada Kamis Agung, sehari sebelumnya, paus menghadiri misa yang panjang di basilika dan pada sore hari pergi ke penjara remaja Roma untuk mencuci dan mengeringkan kaki selusin penghuni muda sebagai simbol kerendahan hati untuk meniru yang Yesus lakukan untuk 12 rasulnya sebelum penyalibannya.
Baca juga: Ini Syarat Utama Rusia untuk Perdamaian di Ukraina
Penunjukan Jumat Agung di Colosseum, Roma, adalah puncak dari upacara Pekan Suci. Upacara tersebut dihadiri sekitar 20.000 orang yang melakukan prosesi perarakan salib sambil penyalaan lilin dan obor.
Pada paskah kali ini Paus Fransiskus memilih sebagai tema prosesi Suara perdamaian di masa perang. Berdasrkan tema tersebut, Paus meminta ada dua pekan gencatan senjata di zona konflik antara Rusia dan Ukraina untuk menghormati perayaan Paskah (Easter). Permintaan dua pekan itu untuk mengakomodasi Paskah Katolik dan Kristen Ortodoks.
Baca juga: Dua Perempuan Bersaudara Warga Israel Tewas di Tepi Barat
Pesan itu diungkap oleh Leonid Sevastyanov, pemimpin World Union of Old Believers di Rusia. Ia sempat berbicara dengan Paus Fransiskus. "Pekan depan adalah pekan Paskah Katolik dan kemudian diikuti pekan Paskah Ortodoks. Sang Paus baru saja memberitahu saya untuk menghormati ini, ia menyarankan semua pertikaian di zona operasi militer di Ukraina agar dihentikan selama dua pekan untuk pekan Paskah Katolik dan Ortodoks," ujar Sevastyanov kepada media pemerintah Rusia, TASS, Jumat (7/4)
Sevastyanov melanjutkan bahwa permintaan gencatan senjata itu diharapkan dimulai pekan ini hingga dua pekan dan semua pihak berhenti menembak. Hal itu disebut amanat dari Paus Fransiskus. "Semua orang mesti berhenti saling menembak satu sama lain dan gencatan senjata akan dideklarasikan," ujar Sevastyanov. (Z-2)
Terkini Lainnya
Paus Fransiskus Sampaikan Belasungkawa atas Tragedi Kebakaran Hutan di Los Angeles
Paus Fransiskus Minta Pemimpin Dunia Batalkan Utang Negara Miskin
Khotbah Paus Fransiskus di Misa Malam Natal: Harapan di Yubileum 2025
Paus Fransiskus Buka Pintu Suci untuk Resmikan Yubelium 2025
Pesan Natal Paus Fransiskus 2024, Seruan untuk Perdamaian
Paus Fransiskus Kecam Serangan Udara Israel di Gaza
Pesan Damai dan Kegembiraan Natal dari Gereja Katedral Semarang
Masjid Istiqlal Dibuka untuk Parkir Jemaat Misa Natal Katedral Jakarta
5 Kegiatan Misa Natal Digelar Katedral Jakarta, Ini Jadwalnya
Beberapa Jadwal Misa Natal 2024 di Keuskupan Agung Jakarta
Misa Arwah Kardinal Ayuso Digelar di Katedral Sevilla Tanpa Jenazahnya
Running Text Adalah Bukan Hal Baru, Ini Pengertiannya
Takdir Mahmoud Abbas Pascaperang Gaza
Menyimak Pidato Megawati
BRICS+: Kecakapan Kebijakan Energi Indonesia
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap