visitaaponce.com

Perang Sudan, Safe House KBRI Khartoum Mampu Tampung 500 WNI

Perang Sudan, Safe House KBRI Khartoum Mampu Tampung 500 WNI
Evakuasi WNI oleh KBRI Khartoum, Sudan.(KBRI Khartoum)

KANTOR Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Sudan, telah dijadikan safe house untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kapasitas dapat menampung 500 orang. Hingga saat ini sudah terdapat 22 WNI yang dievakuasi ke lokasi tersebut.

"Sejauh ini mereka berpindah ke Gedung KBRI. KBRI disiapkan untuk bisa menampung 500 orang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Media Indonesia, Rabu (19/4).

Menurut dia KBRI Khartoum telah mulai mengevakuasi WNI di sekitar ibu kota Sudan. Dengan WNI yang didahulukan adalah kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. "Mereka dijemput staf KBRI dan sementara ini sudah ada 22 orang yang telah dibawah ke safe house KBRI Khartoum," pungkasnya.

Baca juga : Hindari Konflik di Sudan, Sejumlah WNI Lakukan Evakuasi Mandiri

Terpisah Rois Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan Althof Madani Ahsin mengatakan persediaan logistik semakin menipis. "Mulai kesulitan untuk mencari logistik di sekitar kami, sore hari ini (Rabu 19/4), beras tidak dapat kami temukan, air minum di toko-toko mulai kehabisan, telur ayam tidak ditemukan," ujarnya.

Sementara itu, kata dia, para WNI yang berlindung di Sekretariat PCINU Sudan yang berada di Khartoum masih memiliki logistik yang dapat digunakan hingga empat hari ke depan.

Baca juga : Pertempuran Berlanjut di Sudan, Ribuan Orang Terluka dan Perampokan Merajalela

"Saat ini 17.23 waktu sudan (23:04 WIB) terpantau kembali pesawat mengitari angkasa khartoum berserta tembakan-tembakan yang menyertainya di sekitar Sekretariat PCINU Sudan," pungkasnya.

Setidaknya 270 orang telah tewas sejak bentrokan pecah ungkap Kementerian Kesehatan Sudan. Pertempuran di Sudan berkecamuk meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi secara internasional yang seharusnya berlaku,

Pertempuran terkonsentrasi di sekitar markas tentara dan bandara Internasional Khartoum. Komando umum markas angkatan bersenjata telah menjadi tempat pertempuran sengit sejak dimulai perang.

Markas itu menjadi sasaran RSF. Sebaliknya militer Sudan menyerang Bandara Internasional Khartoum yang menjadi persembunyian RSF.

Warga sipil yang berkerumun di rumah mereka menjadi semakin putus asa, dengan persediaan makanan yang semakin menipis, listrik padam, dan kekurangan air bersih. Harapan mereka untuk dievakuasi pupus ketika gencatan senjata runtuh dalam beberapa menit dari awal yang diusulkan pada 16:00 waktu setempat pada Selasa (18/4).

Ribuan orang mengambil tindakan sendiri dan, menurut saksi mata, banyak dari mereka yang mulai meninggalkan rumah di Khartoum. Beberapa dari mereka pergi dengan mobil dan lainnya berjalan kaki, termasuk wanita dan anak-anak. (Aljazeera/

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat