visitaaponce.com

Telegram Banding atas Putusan Denda Pengadilan Brasil

Telegram Banding atas Putusan Denda Pengadilan Brasil
Telegram akan mengajukan banding atas denda dan penagguhan yang dijatuhkan Pengadilan Brasil(AFP)

APLIKSI pesan Telegram akan mengajukan banding atas denda dan penagguhan yang dijatuhkan Pengadilan Brasil, setelah perusahaan induknya gagal memberikan data yang diminta pihak berwenang tentng neo-Nazi yang beropeasi di jaringan. 

Diketahui pengadilan Brasil mendenda Telegram sebesar satu juga reais (sekitar US$198 ribu) per hari. Serta memerintahkan penangguhan sementara kativitas aplikasi itu. 

Direktur eksekutif Telegram Pavel Durov bersumpah untuk membela pengguna Telegram di Brasil dan hak mereka untuk berkomunikasi pribadi. "Kami mengajukan banding atas keputusan tersebut dan menantikan resolusi akhir," ujarnya. 

Baca juga: RI sebagai Ketua ASEAN Terus Jembatani Perbedaan di Myanmar

Pada Kamis, pengguna Brasil mengeluhkan ketidakstabilan aplikasi itu. Mereka pun berbagi saran tentang cara menghindari penyumbatan. 

Sebelumnya menteri kehakiman Flavio Dino mengatakan kelompok-kelompok anti Semit menggunakan jaringan tersebut untuk berkomunikasi. "Kita tahu bahwa ini adalah inti dari kekerasan terhadap anak-anak kita," ujarnya mengacu pada serarangan di sekolah belakangan. 

Baca juga: WNI asal Sudan akan Dipulangkan dengan Pesawat Garuda Indonesia

Awal bulan ini seorang pria membawa kapak dan membunuh empat anak di sekolah mereka. Di pekan yang sama juga terjadi dua serangan di sekolah, beruntungnya tidak fatal. 

Bula lalu, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun membunuh seorang guru menggunakan pisau di sekolah di Sao Paulo. Pada November 2022, remaja 16 tahun menembak empat orang dan melukai 10 orang dalam serangan kembar di sekolah di Aracruz. 

Berdasarkan sumber kepolisian yang dikutip dari G1, remaja itu terlibat dalam grup anti-semitic di Telegram. 

Menurut sebuah dokumen dari otoritas kehakiman federal di Espirito Santo, para penyelidik meminta Telegram menyerahkan data pribadi anggota dua kelompok anti-Semit di platform tersebut. Namun Telegram hanya menyerahkan data pada administrator salah satu kelompok, kata dokumen itu, menambahkan ada "niat oleh Telegram untuk tidak bekerja sama dengan penyelidikan yang sedang berlangsung." (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat