Biden dan Marcos Bahas Laut China Selatan
![Biden dan Marcos Bahas Laut China Selatan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/83c0e6809e8b1c6427cd9b426ce8570f.jpg)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos akan menjalani pertemuan di Gedung Putih, Washington. Mereka membahas langkah-langkah untuk menghadapi ekspansi Tiongkok secara agresif atas jalur perdagangan dan pulau-pulau strategis di Laut China Selatan.
Marcos bakal berada di Washington dalam lawatan empat hari setelah kunjungan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pekan lalu dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida Januari lalu di Gedung Putih.
“Jelas bahwa kita berada dalam periode yang sangat penting dalam keterlibatan kita di Indo-Pasifik,” kata seorang pejabat senior AS jelang kedatangan Marcos.
Baca juga: Joe Biden akan Lakukan Kunjungan Bersejarah ke Papua Nugini
Menurut dia pertemuan Biden dan Marcos menjadi pertama antara petinggi AS dan Filipina pada tingkat dan intensitas seperti ini setelah puluhan tahun. Peringatan bagi Washington dan sekutu-sekutunya di Asia mengemuka seiring semakin percaya dirinya Tiongkok untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas seluruh wilayah Laut China Selatan tanpa menghiraukan keputusan internasional yang menyatakan bahwa klaim tersebut tak berdasar hukum.
Ketegangan serta ancaman militer yang ditunjukkan Beijing secara terus-menerus terhadap Taiwan, pulau dengan pemerintahan demokratis sendiri yang diklaim Beijing.
Filipina, yang terletak dekat dengan jalur laut utama dan Taiwan, menjadi perhatian khusus. Saat akan terbang menuju Washington, Marcos memberi isyarat bahwa ia khawatir negaranya akan terjebak di tengah negara-negara adidaya.
Ia mengatakan, “Kami tidak akan membiarkan Filipina digunakan sebagai pos persiapan untuk tindakan militer apapun.”
Baca juga: Indonesia Terus Jaga Perdamaian di Laut China Selatan
Meski demikian, bulan ini, Filipina memberi pasukan AS akses ke empat pangkalan militernya yang lain selain lima pangkalan yang sudah lebih dulu dapat diakses, termasuk satu pangkalan yang terletak di dekat Kepulauan Spratly yang tegang.
Kedua sekutu itu juga melangsungkan latihan militer terbesarnya beberapa pekan yang lalu. Hal itu membuat khawatir Tiongkok, yang menuduh Washington mencoba membuat celah antara Beijing dan Manila.
Sebagai pengingat betapa ketegangan diplomatik dapat dengan cepat bergema di dunia nyata, sebuah kapal Tiongkok pada 23 April lalu nyaris bertabrakan dengan kapal penjaga pantai Filipina yang jauh lebih kecil di Kepulauan Spratly. (VOA/Z-6)
Terkini Lainnya
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Cara Hindari Stereotipe 'Orang Amerika Bodoh' Saat Keluar Negeri
Cek Prakiraan Cuaca (30/6) untuk Merencanakan Aktivitas Anda
Pemblokiran Akses Internet ke Filipina dan Kamboja Jadi Ikhtiar Kecil Berantas Judi Online
Penjaga Pantai Tiongkok Dituduh seperti Bajak Laut di Laut Cina Selatan
Calvin Verdonk: Harusnya Indonesia Menang 5-0 atas Filipina
Lawan Berat Menanti Timnas di Putaran Ketiga
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap