visitaaponce.com

Topan Mocha yang Landa Myanmar Tewaskan Enam Orang

Topan Mocha yang Landa Myanmar Tewaskan Enam Orang
Dampak topan mocha yang melanda wilayah Rakhine, Myanmar, Minggu, 14 Mei 2023.(AFP)

Tim penyelamat telah mengevakuasi setidaknya 1.000 orang yang terjebak air laut setelah Topan Mocha menerjang Rakhine, Myanmar. Otoritas setempat mencatat dampaknya menyebabkan enam orang tewas dan melukai 700 lainnya.

Sebanyak 20 ribu orang telah dievakuasi ke tempat-tempat penampungan di dataran tinggi Sittwe. Misalnya biara, pagoda, dan sekolah. Air laut mengalir deras ke lebih dari 10 kawasan dataran rendah di dekat pantai, saat Topan Mocha mendarat di negara bagian Rakhine pada Minggu (14/5) sore.

Banyak warga mengungsi ke atap rumah dan lantai yang lebih tinggi, sementara tiupan angin kencang dan banjir menghambat penyelamatan. Ketinggian air masih sekitar 1,5 meter di beberapa daerah dilanda banjir di Rakhine hingga Senin (15/5) malam.

Baca juga: Ini Penyebab Siklon Tropis dan Gelombang Badai Kian Mematikan

Penyelamatan baru bisa dilakukan saat angin mereda di pagi hingga siang hari. Enam kematian dilaporkan media lokal Myanmar dan kelompok penyelamat.

Sejumlah korban luka juga dilaporkan di negara tetangga Bangladesh, yang terhindar dari dampak langsung Topan Mocha.

"Topan Mocha mendarat di dekat Sittwe, ibu kota Rakhine, dengan kecepatan angin hingga 209 kilometer per jam," kata Departemen Meteorologi Myanmar.

Baca juga: Diterjang Topan Ilsa, 11 Nelayan Indonesia Terdampar di Pantai Barat Australia

Status Bencana Nasional

Menurut Departemen Meteorologi India, Topan Mocha telah melemah menjadi depresi tropis. Dewan Administrasi Myanmar telah mengeluarkan status bencana nasional untuk 17 kota di negara bagian Rakhine.

Angin kencang menghancurkan sejumlah menara telekomunikasi di Rakhine. Beberapa video yang dikumpulkan media lokal juga memperlihatkan terjangan banjir dan tiupan angin kencang di negara bagian tersebut.

Kantor informasi militer Myanmar mengatakan Topan Mocha telah merusak rumah dan trafo listrik di Sittwe, Kyaukpyu, dan Gwa. Sejumlah atap bangunan juga terbang ditiup angin di Kepulauan Coco, sekitar 425 km dari kota Yangon.

Sebelumnya, para relawan mengatakan bahwa tempat penampungan di Sittwe tidak memiliki cukup makanan, setelah lebih banyak warga berdatangan mencari bantuan.

Seorang pejabat pemerintah Bangladesh, Enamur Rahman, mengatakan bahwa dampak kerusakan masih dinilai, tetapi sekitar dua ribu rumah telah hancur dan 10ribu lainnya rusak di Pulau Saint Martin dan Teknaf di distrik Cox's Bazar.

(The New Daily/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat