Disebut Usulan Aneh, Ukraina Tolak Proposal Perdamaian dengan Rusia dari Indonesia
![Disebut Usulan Aneh, Ukraina Tolak Proposal Perdamaian dengan Rusia dari Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/beba71bc53093fa02ba9c6f4fdab7534.jpg)
MENTERI pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, telah menolak rencana yang diajukan oleh Indonesia untuk mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow, dan menyebutnya sebagai usulan yang aneh.
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan gagasan tersebut dalam pertemuan pertahanan Shangri-La Dialogue di Singapura, di mana ia menjadi pembicara. Rencana tersebut mencakup penghentian permusuhan segera, gencatan senjata pada posisi saat ini, dan zona demiliterisasi yang akan dijamin oleh para pengamat serta pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dia juga menyarankan sebuah referendum di daerah yang disengketakan dapat diselenggarakan oleh PBB. Namun Menteri Pertahanan Ukraina yang menghadiri pertemuan dua hari itu, dengan tegas menolak proposal tersebut.
Baca juga: Prabowo Sarankan Rusia dan Ukraina Segera Lakukan Gencatan Senjata
"Itu terdengar seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," kata Oleksii Reznikov.
"Kami tidak membutuhkan mediator yang datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini,” sebutnya.
Indonesia yang mendukung diplomasi non-blok, sebelumnya telah berusaha untuk menengahi perdamaian. Presiden Indonesia Joko Widodo juga telah berkunjung ke Kyiv dan Moskow serta bertemu dengan para pemimpin kedua negara itu tahun lalu.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Tiongkok Ungkap Kendala Wujudkan Negosiasi Perdamaian
Usulan Subianto juga dikritik pada KTT hari Sabtu oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
"Kita perlu membawa perdamaian ke Ukraina, namun perdamaian yang dimaksud adalah perdamaian yang adil, bukan perdamaian yang menyerah," kata Reznikov mengomentari proposal Indonesia.
Indonesia memberikan suara mendukung resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, namun belum menerapkan sanksi ekonomi terhadap Moskow.
Sementara itu, saat ini, Tiongkok telah mempresentasikan rencana perdamaiannya sendiri untuk mengakhiri perang. Meskipun Beijing menyebut mereka adalah pihak yang netral dalam konflik ini tetapi Beijing telah dikritik karena menolak untuk mengutuk invasi Moskow.
Sebaliknya, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat telah mengirimkan miliaran dolar dalam bentuk senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina sejak invasi Rusia.
(AFP/Z-9)
Terkini Lainnya
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Ukraina Memperingatkan Pemperburukannya di Medan Perang saat Rusia Klaim Kemajuan Baru
10 Orang Terluka Akibat Serangan Rudal Rusia Terhadap Kyiv
Serang Balik Rusia, Putin: Ukraina Rugi Besar
Ukraina Rebut Kembali 7 Desa dari Pasukan Rusia
Ukraina Ungkap Pertempuran Sengit Terjadi Setelah Serangan Balasan Pertama
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap