Dengan Uranium, Iran Paksa Barat Cabut Sanksi
KEPALA Badan Nuklir Atom Iran Mohammad Eslami mengatakan negaranya sedang melakukan pengayaan uranium dalam skala lebih besar untuk memaksa Barat mencabut sanksi.
Dalam wawancara dengan surat kabar lokal Etilaat pada Sabtu (10/6), Eslami mengatakan aktivitas pengayaan kemurnian tinggi sejalan dengan undang-undang yang bertujuan mencabut sanksi.
Berdasarkan perjanjian nuklir Iran pada 2015, Iran dibolehkan melakukan pengayaan uranium hanya sampai 3,67 persen dengan imbalan pelonggaran sanksi. Ambang batas itu kemudian dilanggar oleh Iran setelah Amerika Serikat secara sepihak keluar dari perjanjian tersebut pada 2018.
Baca juga : Rudal Balistik Hipersonik 'Fattah' Iran Mampu Hindari Iron Dome Israel
Saat ini Iran melakukan pengayaan dengan kemurnian hingga 60% baik di fasilitas nuklir Natanz di Provinsi Isfahan maupun di pembangkit nuklir bawah tanah Fordow di Provinsi Qom.
Menurut Eslami, pengayaan tingkat lebih tinggi memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk produksi bahan mentah radiofarmasi. "Interaksi dengan badan pengawas nuklir PBB juga masih berlangsung," kata dia.
Baca juga : Mengapa Jepang Abaikan Protes Global atas Limbah Nuklir di Samudra Pasifik?
Stok Uranium Iran. (Sumber : AFP)
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Kepala Badan Nuklir Atom Iran Mohammad Eslami di depan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, Iran. (Sumber : AFP/Kepresidenan Iran)
Eslami mengecam AS karena tidak mematuhi perjanjian nuklir 2015 dan mundur dari pakta perjanjian tersebut. Dia menegaskan UU yang disahkan parlemen awal 2021 adalah untuk memaksa Barat mencabut sanksi.
Pernyataan Eslami itu disampaikan sehari setelah wakil tetap Iran di PBB membantah laporan mengenai tercapainya sebuah "kesepakatan sementara" dengan AS dalam rangka membatasi pengayaan nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Sejak April 2021 Teheran dan Washington melakukan pembicaraan tidak langsung untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015. Namun, proses tersebut mandek sejak Agustus tahun lalu.
Terkini Lainnya
Inggris Umumkan Keseriusan untuk Geser Rusia Jadi Produsen Uranium di Eropa
AS Berikan Ukraina Rudal Nuklir yang dapat Memicu Kanker
Uranium yang Dilaporkan Hilang, Ditemukan Pasukan Libia Timur
Kacau! 2,5 Ton Bahan Baku Nuklir di Libya Hilang
Iran Menampik Tudingan Badan Pengawas Nuklir Terkait Pengayaan Uranium
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Vladimir Putin: Rusia Akan Gunakan Semua Cara Jika Kedaulatannya Terancam
Iran Kecam Resolusi Pengawas Nuklir PBB
Kim Jong Un Pimpin Latihan 'Kontra Serangan Nuklir' di Korea Utara
Israel Dikhawatirkan Serang Fasilitas Nuklir Iran
IAEA Peringatkan Bahaya Kecelakaan Nuklir di Pabrik Nuklir Ukraina
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap