visitaaponce.com

Ukraina Sebut Penghancuran Bendungan oleh Rusia untuk Menahan Serang Balik

Ukraina Sebut Penghancuran Bendungan oleh Rusia untuk Menahan Serang Balik
Ukraina menuduh pasukan Rusia menghancurkan bendungan lain untuk memperlambat serangan balasan.(AFP)

UKRAINA menuduh pasukan Rusia berupaya menghancurkan bendungan lain, dengan tujuan memperlambat serangan balasan. Upaya penyelamatan dan pertolongan memasuki hari ketujuh bagi para korban kebocoran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka di wilayah Kherson.

Militer Rusia dituduh meledakkan bendungan yang jauh lebih kecil di sepanjang Sungai Mokri Yaly ini. Tindakan itu disebut paling sukses menghambat Ukraina mendapatkan kemajuan di Donetsk barat.

Pasukan Ukraina telah bergerak di sepanjang kedua sisi sungai ini, ke selatan dari kota Velyka Novosilka. Kyiv telah mengumumkan pembebasan sejumlah desa, Blahodatne di tepi timur dan Neskuchne, Makarivka dan Storozheve di sisi barat.

Baca juga: Ukraina Ungkap Pertempuran Sengit Terjadi Setelah Serangan Balasan Pertama

Pada Senin (12/6) malam, Wakil Menteri pertahanan Ukraina Hanna Maliar, mengatakan tiga permukiman lain lebih jauh ke barat di sepanjang garis depan yakni Novodarivka, Levadne di Zaporizhzhia timur, dan Lobkove di Zaporizhzhia barat juga telah direbut oleh pasukan Ukraina.

Angkatan bersenjata Ukraina telah menerbitkan foto unit mereka yang mengibarkan bendera di tempat yang diklaim sebagai desa yang direbut kembali. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, tetapi blogger militer Rusia mengkonfirmasi kemajuan Ukraina dan melaporkan pertempuran sengit di desa berikutnya, Urozhine, di tepi timur sungai ini.

Baca juga: Grup Wagner Tolak Ikatan Dinas dengan Rusia

Jika desa tersebut berhasil direbut Ukraina dapat mempermudah mereka membuat jalan menuju Mariupol. Valeriy Shershen, Juru Bicara Militer Ukraina mengatakan kepada kantor berita Ukrainska Pravda bahwa sebuah bendungan di hulu sepanjang Mokri Yaly telah diledakkan pasukan Rusia.

Dampaknya menyebabkan banjir di kedua tepi sungai. Shershen mengatakan tujuan Rusia adalah untuk memperlambat serangan balik Ukraina.

Tetapi dia mengklaim itu telah gagal. Bendungan itu tampaknya berada di desa Klyuchove tetapi kehancurannya tidak dapat diverifikasi secara independen. Pada Minggu (10/6), Hanna Maliar merayakan penguasaan kembali desa terakhir yang akan jatuh ke Ukraina yaitu Storozheve.

Dia berterima kasih kepada marinir yang merebutnya. "Itu akan sama dengan setiap pemukiman sampai kami membebaskan semua tanah Ukraina," jelasnya.

Pejabat Ukraina sebaliknya telah membisu tentang serangan balasan, selain mencatat keuntungan teritorial kecil di sekitar Bakhmut, di front Donetsk utara. Desa-desa di sepanjang Sungai Mokri Yaly menandai pemukiman pertama yang dibebaskan setelah seminggu serangan balasan.

Kyiv telah banyak menguasai desa-desa kecil ini dan menyadari orang-orang Ukraina berada dalam kegugupan setelah melihat video tank Ukraina yang rusak dan kendaraan lapis baja dari kegagalan.

Para pejabat militer Ukraina secara pribadi menyerukan kesabaran dan menunjukkan bahwa mereka sejauh ini belum mengerahkan sebagian besar dari 12 pasukan penyerang bersenjata barat yang kuat di Kyiv ke dalam pertempuran.

"Ngomong-ngomong, kami belum memindahkan pasukan utama kami. Jadi ada alasan untuk percaya pada yang terbaik," seorang perwira Ukraina mengirim pesan singkat dari front selatan.

Kyiv frustrasi karena negara-negara Barat belum mengumumkan vonis atas tanggung jawab atas penghancuran bendungan Kakhovka. Dinas keamanan Ukraina telah menerbitkan rekaman percakapan antara dua prajurit Rusia tentang bagaimana unit sabotase Rusia bertanggung jawab atas kehancuran bendungan ini.

Setelah bencana tersebut, Rusia memindahkan pasukannya dari tepi kiri, timur dan selatan Dnipro di wilayah Kherson ke bagian lain dari garis depan. Dia menyarankan pasukan Rusia telah meledakkan bendungan untuk mempersulit pasukan penyerang Ukraina.

Di hilir bendungan yang rusak, pihak berwenang Ukraina mengatakan air banjir mulai surut hingga 5 cm per jam. Sementara itu di hulu, waduk terus mengering, meninggalkan hamparan lumpur yang luas.

Menurut pejabat di Kyiv, lebih dari 72% kapasitas waduk, 14.395 kilometer kubik air, telah hilang. Di Nikopol, sebuah kota di tepi kanan atau utara Dnipro yang dikuasai Ukraina di seberang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diduduki, air telah surut.

Menteri Lingkungan Hidup Ukraina, Ruslen Strilets, mengatakan bahwa meskipun reservoir menghilang namun pembangkit nuklir memiliki cukup air untuk menjaga inti reaktornya tetap dingin. “Terkait pembangkit, ketinggian air di kolam pembangkit stabil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkit. Situasinya sekarang terkendali,” kata Strilets.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi dijadwalkan berada di Ukraina minggu ini dan akan mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Grossi mengatakan bahwa para ahlinya perlu memeriksa debit air pendingin reaktor. (The Guardian/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat