Afrika Selatan Pimpin Misi Perdamaian Rusia dan Ukraina
![Afrika Selatan Pimpin Misi Perdamaian Rusia dan Ukraina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/38a1e07c760c3e0208433b71993ffe62.jpg)
PRESIDEN Afrika Selatan Cyril Ramaphosa akan memimpin delegasi para pemimpin Afrika dalam misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia. Kunjungan ini, juga sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran Barat terkait keberpihakan Afrika Selatan terhadap Rusia dalam konflik tersebut.
Afrika Selatan telah menyatakan diri sebagai negara netral, Ramaphosa melakukan pembicaraan telepon dengan mitranya dari Tiongkok, Xi Jinping, pada Jumat, (9/6). Dia memberikan penjelasan singkat kepada Beijing mengenai kunjungan tujuh pemimpin Afrika ke Ukraina dan Rusia, dengan agenda menemukan solusi damai bagi perang di Ukraina.
Selain Ramaphosa, delegasi tersebut akan mencakup Denis Sassou Nguesso dari Republik Kongo, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Uganda Yoweri Museveni, Presiden Zambia Hakainde Hichilema, dan Azali Assoumani, Presiden Komoro dan ketua Uni Afrika saat ini.
Baca juga: Dituding Pasok Senjata ke Rusia, Afsel Tegaskan Netral
Menurut pernyataan resmi Afrika Selatan, para kepala negara ini, sepakat bahwa mereka akan terlibat bersama Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky dalam upaya gencatan senjata dan perdamaian yang langgeng di wilayah tersebut.
Posisi yang dinyatakan Ukraina untuk setiap kesepakatan damai adalah bahwa semua pasukan Rusia harus menarik diri dari semua wilayahnya, termasuk semenanjung Krimea yang diduduki Rusia sejak 2014.
Baca juga: Serang Balik Rusia, Putin: Ukraina Rugi Besar
Zelensky akan menjadi orang pertama yang menerima delegasi ini di Kyiv pada tanggal 16 Juni, diikuti oleh Putin pada tanggal 17 Juni di St Petersburg.
Posisi kepemimpinan Afrika Selatan dalam delegasi tersebut telah menarik perhatian AS dan negara-negara Eropa, di tengah-tengah keraguan akan kemampuannya untuk bernegosiasi secara adil dengan Ukraina dan Rusia.
Kekesalan atas posisi ambigu Pretoria dalam perang ini meningkat dalam insiden Lady R. Kondisi itu mengacu pada kapal Rusia yang berlabuh di pelabuhan militer dekat Cape Town pada bulan Desember 2022. Kemudian AS menuduh kapal tersebut memuat kargo berisikan senjata Afrika Selatan.
Dua bulan kemudian, saat dunia memperingati satu tahun perang, Afrika Selatan mengadakan latihan militer bersama dengan Rusia dan Tiongkok. Latihan yang dijuluki "Mosi", berarti "asap" dalam bahasa Tswana, bahasa lokal Afrika Selatan. Kondisi itu, membuat netralitas Pretoria yang diproklamirkannya sendiri dipertanyakan.
Kemudian pada 15 Mei, Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan Lawrence Mbatha mengunjungi Moskow untuk bertemu dengan mitranya dari Rusia, Oleg Salyukov.
Sebuah komunike yang dikeluarkan oleh kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pertemuan tersebut berfokus pada penguatan kerja sama militer dan pelaksanaan proyek-proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tempur tentara kedua negara.
Komunike ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Afrika Selatan secara aktif memihak Rusia dalam perang di Ukraina, meskipun Pretoria menyatakan netralitasnya.
"Afrika Selatan sering melakukan pertukaran militer dengan Rusia dan negara-negara lain. Namun, perlu dicatat bahwa perjalanan ini tetap berlangsung, meskipun Amerika Serikat secara resmi menuduh pemerintah Afrika Selatan beberapa hari sebelumnya telah memasok senjata ke Moskow," kata Anurag Mishra dari Tim Internasional untuk Studi Keamanan (ITSS) di Verona dalam sebuah wawancara dengan FRANCE24 bulan lalu. (AFP/Fer/Z-7)
Terkini Lainnya
AS Menuduh Sudan Mengancam Misi PBB di Tengah Konflik
Di Forum HLPF, Putra Bangsa Ini Inginkan PBB Totalitas Tangani Konflik
Sektor Pendidikan Berperan Strategis Wujudkan Perdamaian dan Peradaban Dunia
Vatikan Terlibat Misi Perdamaian Rahasia bagi Ukraina
Jubir Kremlin: Putin dan Xi Bahas Formula Perdamaian di Ukraina
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap