visitaaponce.com

Perusahaan Bahan Kimia Bayar Ganti Rugi Pencemaran Air

Perusahaan Bahan Kimia Bayar Ganti Rugi Pencemaran Air
Peta Amerika Serikat menunjukkan lokasi pengambilan sampel ikan yang terkontaminasi PFAS beracun.(AFP.)

SEJUMLAH raksasa bahan kimia setuju membayar miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri tuntutan hukum atas kontaminasi dari bahan kimia beracun selamanya yang ditemukan dalam produk sehari-hari seperti wajan anti lengket dan pakaian tahan air. Zat polifluoroalkil (polyfluoroalkyl substances/PFAS)--bahan kimia yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai di alam--dikaitkan dengan kanker, kemandulan, dan kerusakan lingkungan sebagai keluhan lain.

Pada Kamis (23/6), konglomerat industri AS, 3M, mengatakan akan membayar hingga US$12,5 miliar untuk menyelesaikan banyak klaim dari sistem air publik setempat yang menuduhnya mencemari pasokan mereka dengan polutan. Berikut penyelesaian PFAS terbesar hingga saat ini:

Rekor kesepakatan air AS

3M mengatakan akan membayar antara US$10,5 miliar dan US$12,5 miliar selama 13 tahun ke sistem air publik di seluruh Amerika Serikat untuk menguji dan mengolah air untuk PFAS. Kesepakatan itu, yang harus disetujui oleh hakim, ialah yang melibatkan air minum terbesar dalam sejarah AS.

Baca juga: Ada Ukiran Neanderthal Usia 57.000 Tahun di Gua Prancis

Ini berpusat pada penggunaan busa pemadam kebakaran oleh 3M yang mengandung PFAS yang dituduh mencemari air tanah. 3M, yang juga memproduksi kertas tempel dan masker wajah covid-19, mengatakan pada Desember akan menghentikan pembuatan zat PFAS pada akhir 2025.

Kasus Belanda, Belgia 

Pada Juli 2022, 3M menyetujui penyelesaian sebesar 571 juta euro (US$612 juta) dengan wilayah Flanders, Belgia, atas dugaan pencemaran PFAS dari pabrik Zwijndrecht, dekat kota Antwerpen. Otoritas Flemish merilis penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang tinggal di dekat pabrik memiliki tingkat PFAS yang tinggi dalam darah mereka.

Baca juga: Sempat Hampir Punah, Bison Berkembang lagi di Kanada Barat

Pada Mei tahun ini, pemerintah negara tetangga, Belanda, mengatakan akan meminta kompensasi dari 3M atas pencemaran yang disebabkan oleh pabrik yang sama di sungai Western Scheldt. Otoritas Belanda tahun lalu memperingatkan agar tidak memakan ikan, udang, remis, dan produk lain dari sungai.

Kasus Dupont 

Hanya beberapa hari sebelum kesepakatan besar dicapai oleh 3M di Amerika Serikat, raksasa bahan kimia AS, DuPont dan turunannya Chemours dan Corteva, mengumumkan pada awal Juni bahwa mereka akan membayar hampir US$1,2 miliar untuk menyelesaikan klaim bahwa mereka mencemari sumber air yang melayani sebagian besar penduduk Amerika Serikat dengan PFAS.

Baca juga: Penderita Diabetes bakal Naik Dua Kali Lipat ke 1,3 Miliar

Film 2019 berjudul Dark Waters yang dibintangi Mark Ruffalo tentang gugatan class action yang diajukan oleh orang-orang di Virginia barat melawan DuPont, pembuat nilon dan teflon, atas polutan dalam air minum mereka, membantu meningkatkan kesadaran seputar polusi PFAS. DuPont kalah dalam kasus ini setelah pertarungan hukum selama 19 tahun.

Militer Australia dikecam 

Bahan kimia pemadam kebakaran menjadi inti dari gugatan class action yang diambil terhadap pemerintah Australia yang diselesaikan pada Mei. Sekitar 30.000 orang mengklaim bahwa penggunaan busa pemadam kebakaran oleh militer yang mengandung PFAS telah mencemari tanah di sekitar pangkalan militer dan menurunkan nilai properti.

Baca juga: Kutub Utara Menghangat, Karibu dan Muskoxen Perlambat Hilangnya Keanekaragaman

Mereka menuntut kompensasi sebesar Aus$132,7 juta (US$88 juta). Penyelesaian hukum bersifat rahasia. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat