visitaaponce.com

Siswa-siswi SD Australia Belajar Pencak Silat

Siswa-siswi SD Australia Belajar Pencak Silat
Siswa-siswi sekolah dasar di New South Wales Australia sangat antusias mempelajari seni bela diri Indonesia pencak silat.(DOK.KJRISYDNEY)

UNTUK pertama kalinya pencak silat dihadirkan untuk siswa-siswi sekolah dasar di Australia dalam Program Indonesia Goes to School Sydney (IGTS), Australia. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menyelenggarakan program ini di Our Lady of Good Counsel di Forestville, New South Wales (NSW).

Kegiatan di sekolah dasar kali ini agak berbeda dari biasanya, karena pada kegiatan kali ini untuk pertama kalinya pencak silat diperkenalkan melalui program IGTS kepada sekolah dasar di Australia. Program ini diselenggarakan atas kerja sama KJRI Sydney, Our Lady of Good Counsel, Balai Budaya dan Bahasa Indonesia (BBBI) NSW, dan NSW Pencak Silat Association Inc.

Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Sydney, Abdul Nazar, menyampaikan apresiasinya terhadap kepala sekolah serta guru Bahasa Indonesia di Our Lady of Good Counsel yang giat mengajarkan Bahasa Indonesia kepada para murid di tengah tren penurunan minat belajar Bahasa Indonesia di Australia selama dua dekade terakhir.

Nazar menekankan bahwa mempelajari bahasa dan budaya Indonesia dapat memperkuat people-to-people connections kedua negara. "Kali ini kami menyertakan pencak silat, salah satu warisan budaya Indonesia, sebagai salah satu bagian dari kegiatan ini, dan ini adalah yang pertama kalinya pencak silat turut disertakan di program IGTS sejak mulai diperkenalkan di sekolah dasar dan menengah di NSW, Australia" kata
Nazar dalam keterangannya, Minggu (25/6).

Pihaknya berkeinginan suatu hari nanti pencak silat dapat menjadi salah satu kegiatan ekstrakuriker di Australia. Selaras dengan pernyataan Nazar, Kepala Sekolah Our Lady of Good Counsel, Paola Brannan, menyambut baik pelaksanaan program IGTS ini dan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap KJRI Sydney atas penyelenggaran program tersebut dan berharap para murid bisa lebih mengenal Indonesia baik dari segi bahasa, budaya, maupun kesenian.

Dengan program ini, para siswa dapat langsung merasakan pengalaman mulai dari berbicara langsung dengan native speaker maupun memperagakan seni dan budaya Indonesia yang selama ini telah mereka pelajari secara teori di sekolah.

Program IGTS diikuti kurang lebih 80 murid dari kelas tiga hingga kelas empat yang terbagi menjadi empat kelompok. Program ini terdiri atas empat kegiatan yaitu workshop angklung, story telling dengan dwibahasa, presentasi interaktif tentang Indonesia, dan demo pencak silat.


Baca juga: Diterjang Banjir, Ribuan Warga India Mengungsi


Pada kegiatan workshop angklung, para murid dengan antusias belajar dan mempraktikkan lagu bertajuk 'Twinkle Twinkle Little Star' yang dituntun oleh Satya Rizky, dari KJRI Sydney. Pada kesempatan ini, siswa belajar cara dasar memainkan angklung dan juga mengetahui lebih jauh asal-usul alat musik angklung serta koneksitasnya dengan kehidupan budaya masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan mengenal sembilan fakta menarik tentang Indonesia, dari mulai tempat wisata, makanan, alat musik, sejarah, suku, hingga bahasa Indonesia. Dengan presentasi yang dibuat interaktif, para murid terlihat sangat antusias. Pada kesempatan yang sama, para murid juga mendengarkan story telling tentang 'Bawang Merah dan Bawang Putih' yang dibawakan oleh Sari Puspita Dewi, salah satu anggota Balai Budaya dan Bahasa Indonesia (BBBI) NSW.

Story telling ini dikemas dengan dwibahasa, sehingga para murid bisa sekaligus belajar kosa kata baru dalam bahasa Indonesia. Keceriaan para murid juga terlihat di ruangan tempat berlangsungnya demo dan praktik gerakan pencak silat.

Para murid dengan gerakan-gerakan kecilnya fokus mengikuti langkah dan gerakan pencak silat yang dipandu oleh anggota NSW Pencak Silat Association Inc, Ghazali dan Yun. Siswa-siswi itu terlihat kagum dan antusias karena ini pertama kalinya KJRI Sydney memperkenalkan pencak silat dalam rangkaian program IGTS.

"Pada prinsipnya pencak silat selain sebagai sebuah seni dalam pertahanan diri, pencak silat juga mengandung unsur pendidikan mental serta nilai-nilai persahabatan," ungkap Ghazali.

Program IGTS disambut baik oleh murid-murid Our Lady of Good Counsel. 'Terima kasih Pak/Bu' adalah kata yang kerap mereka ucapkan disertai dengan senyum yang lebar di setiap akhir sesi kegiatan.

Our Lady of Good Counsel merupakan salah satu sekolah dasar di Sydney yang memiliki program bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diajarkan mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas enam.

Perkembangan Bahasa Indonesia di Our Lady of Good Counsel tidak dapat dilepaskan dari dukungan penuh kepala sekolah serta dedikasi para guru, di antaranya Michaela Joseph, Natalie Cox, dan Diana Weir. (I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat