visitaaponce.com

Prigozhin Jadi Momok Berbahaya bagi Putin

Prigozhin Jadi Momok Berbahaya bagi Putin
Anggota Grup Wagner di atas kendaraan tempur(Roman ROMOKHOV / AFP)

KETUA Pusat Studi Eropa dan Eurasia Universitas Airlangga Radityo Darmaputra menilai konflik keamanan dan politik pimpinan tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin harus diwaspadai. Seraya itu disertai dengan peningkatan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di Negeri Beruang Merah.

"Belum bisa diprediksi apa yang akan terjadi atau dilakukan oleh Prigozhin di Belarusia, dan apa yang akan dilakukan Putin sekarang. Tapi, yang jelas, kejadian kemarin menggoncang stabilitas politik Rusia," katanya kepada Media Indonesia, Minggu (25/6).

Menurut dia negara-negara musuh Rusia melihat rezim Putin sangat rentan dan lemah. Penilaian itu sangat jelas terlihat dari pembiaran Prigozhin berlalu ke Belarusia tanpa sanksi hukum setelah mencoba melakukan kudeta.

Baca juga: Pemimpin Grup Wagner Bantah Lakukan Upaya Makar

"Ternyata Putin malah membiarkan penantangnya itu selamat. Padahal sudah mengancam Prigozhin secara langsung dalam pidatonya," ujarnya.

Pihak di dalam pemerintahan Rusia juga, kata dia, akan melihat bahwa Putin sudah tidak mampu menjadi mediator yang baik, dan justru tunduk pada ancaman Prigozhin. Pihak yang menentang Putin akan termotivasi dengan keyakinan negara dan pihak tentara/keamanan Rusia bisa dikalahkan.

Baca juga: Pimpinan Wagner Pastikan Pasukan Mereka Batal Menyerbu Moskow

"Sementara anggota Wagner dan yang kemarin ikut dalam upaya kudeta akan kecewa dengan Prigozhin. Maka sangat mungkin di kemudian hari akan bergerak kembali," jelasnya.

Dampak lain, kata dia, dari konflik Prigozhin sangat bermanfaat terhadap Ukraina. Tentara Rusia di Ukraina akan kehilangan kekuatan moral dan emosional.

Ia mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow tentu perlu memperingatkan WNI agar selalu siaga. Bahwa kondisi Rusia ternyata tidak seaman yang dibayangkan.

"Perlu ada plan kalau terjadi perebutan kekuasaan di kemudian hari, karena dampaknya bisa sangat masif. Plan evakuasi dll perlu dipersiapkan sejak jauh hari, agar tidak terjadi kekagetan seperti ketika Rusia menginvasi Ukraina," pungkasnya.

KBRI merespons kondisi perkembangan situasi keamanan di Rusia atas upaya makar pimpinan tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dengan. Warga Negara Indonesia (WNI) diminta waspada, khususon yang berada di Moskow, Oblast, Voronezh dan Rostov.

"Merujuk perkembangan situasi keamanan tersebut, Kedutaan Republik Indonesia di Moskow menghimbau seluruh WNI/Masyarakat Indonesia di Rusia khususnya di wilayah-wilayah dimaksud," tulis himbauan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow dengan melampirkan salinan sebuah surat di twitter, Sabtu (24/6).

Surat itu ditujukan kepada seluruh WNI di seluruh wilayah Federasi Rusia. Berdasarkan perkembangan situasi keamanan tanggal 24 Juni 2023, pemerintah Rusia telah menerapkan kebijakan keamanan Kontra-Terorisme di beberapa daerah, yakni di Moskow, Moskow, Oblast, Voronezh dan Rostov.

Pemberitahuan serupa juga disebar dalam surat yang ditandatangani Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Moskow Mohammad Fattah H Hardiwinangun. Pertama KBRI Moskow menghimbau seluruh WNI di Rusia khususnya di wilayah-wilayah dimaksud di atas agar tetap tenang, memantau dan mengikuti arahan dari gubernur/pemerintah setempat dan sumber berita resmi untuk kewaspadaan keamanan diri.

Pesan kedua, agar selalu membawa dokumen identitas (Paspor) dalam bepergian dan beraktifitas sehari-hari. Hal ini sehubungan dengan upaya peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, transportasi umum, stasiun kereta api, dan juga bandar udara (airport).

Selanjutnya, masyarakat Indonesia di Moskow dan Moskow Oblast agar membatasi perjalanan ke luar kota kecuali keperluan mendesak. Hal ini terkait dengan peningkatan pemeriksaan aparat di jalan ke luar dan menuju Moskow.

Pesan berikutnya seluruh WNI di Rusia untuk sementara waktu diminta tidak melakukan perjalanan ke Rostov dan Voronezh hingga situasi setempat kondusif. Kelima, KBRI Moskow meminta WNI di wilayah Rostov dan Voronezh agar mematuhi arahan Pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah atau asrama juga tempat tinggal ketika tidak ada keadaan mendesak.

"Lakukan Kewajiban Lapor Diri Online di Portal Peduli WNI https://peduliwni.kemlu.go.id bagi WNI yang belum melakukannya. Dalam keadaan mendesak silahkan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow di nomor kontak Nomor Telpon (Waktu Kerja) +7 495 9519 549 - 51. Nomor Hotline (Situasi Darurat dan Mengancam Nyawa) +79 8575 024 10. Email Fungsi Konsuler [email protected] dan [email protected]," tutup pemberitahuan tersebut.

Kebijakan itu diberlakukan menyusul upaya pemberontakan tentara bayaran Wagner. Kelompok tentara bayaran pimpinan Yevgeny Prigozhin ini sempat menguasai markas militer Rusia di beberapa daerah tersebut.

Prigozhin mengklaim memiliki 25 ribu tentara bayaran. Mereka berangkat konvoi dari Ukraina dan sempat berupaya menembus Moskow, ibu kota Rusia, karena mengaku diserang militer Rusia dengan misil pada Jumat 23 Juni 2023.

Tidak sampai 24 jam, Prigozhin disebut membatalkan niatnya usai ancaman dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov. (Cah/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat