visitaaponce.com

UEA Siapkan Investasi Jumbo Rp813 Triliun, Kejar Target Netral Karbon 2050

UEA Siapkan Investasi Jumbo Rp813 Triliun, Kejar Target Netral Karbon 2050
UEA membidik investasi dalam bahan bakar hidrogen rendah emisi dan pengembangan infrastruktur untuk kendaraan listrik.(Freepik)

UNI Emirat Arab (UEA) berencana untuk melipatgandakan pasokan energi terbarukan dengan investasi jumbo mencapai US$54 miliar atau Rp813 triliun, selama tujuh tahun ke depan. Rencana investasi itu guna memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat.

Wakil presiden UEA dan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, mengumumkan rencana tersebut setelah pertemuan Kabinet. Rencana-rencana tersebut juga mencakup investasi dalam bahan bakar hidrogen rendah emisi dan pengembangan infrastruktur untuk kendaraan listrik.

Ia mengatakan bahwa strategi energi nasional yang telah diperbaharui ini bertujuan untuk melipatgandakan kontribusi energi terbarukan selama tujuh tahun ke depan.

Baca juga : Jelang COP-28 Dubai, KLHK Gelar ICCEF Persiapkan Delegasi Indonesia

“Menginvestasikan 150 miliar hingga 200 miliar dirham (US$40 miliar hingga US$54 miliar) pada periode yang sama untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat di negara ini,” kata Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Negara penghasil minyak utama ini telah berjanji menuju netral karbon pada tahun 2050, tanpa menjelaskan secara lengkap bagaimana caranya, dan akan menjadi tuan rumah pertemuan iklim COP28 akhir tahun ini.

Baca juga : Dana Kompensasi Perubahan Iklim Disepakati COP27

Pengumuman terbaru termasuk pembentukan Kementerian Investasi yang akan dipimpin oleh Mohamed Hassan Alsuwaidi. Saat ini ia menjabat sebagai wakil ketua Masdar, sebuah perusahaan energi bersih yang telah memberikan puluhan miliar dolar untuk proyek-proyek di seluruh dunia.

Ketua Masdar dan kepala eksekutif Abu Dhabi National Oil Co, Sultan al-Jaber, ditunjuk sebagai presiden KTT iklim mendatang, yang akan diselenggarakan di Dubai.

Penunjukannya menuai kritik dari para pencinta lingkungan, mereka khawatir UEA akan menolak upaya-upaya untuk mengurangi penjualan bahan bakar fosil. Penyelenggara KTT mengatakan bahwa mereka mengharapkan hasil yang besar, tetapi produsen minyak harus memiliki kursi di meja perundingan.

Kekayaan minyak UEA mendukung transformasinya menjadi pusat utama bisnis dan pariwisata, wilayahnya dikenal dengan kota-kota futuristik Dubai dan Abu Dhabi. Negara ini membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk menyalakan pembangkit listrik tenaga air yang mengairi lapangan golf gurun, pendingin ruangan yang mendinginkan mal-mal yang luas, dan industri berat seperti pabrik peleburan aluminium.

UEA memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir, serta taman tenaga surya yang besar di Dubai yang memenuhi 15 persen kebutuhan kota tahun lalu, sehingga sebagian besar bergantung pada gas alam yang diimpor dari Qatar. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat