visitaaponce.com

Rusia Diminta Jadi Mitra ASEAN dalam Ketahanan Pangan

Rusia Diminta Jadi Mitra ASEAN dalam Ketahanan Pangan
Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan) berjabat tangan dengan Menlu Thailand Don Pramudwinai saat sesi foto di Jakarta, Kamis (13/7).(AFP/Adi Weda)

INDONESIA mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan Rusia, khususnya pupuk dan gandum.

Selama lebih dari 26 tahun, Rusia telah menjadi mitra dialog ASEAN dan lima tahun lalu hubungan keduanya naik tingkat menjadi kemitraan strategis.

“Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) ke-56 dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (13/7).

Baca juga : Indonesia Ajak Australia dan India Jaga Stabilitas Indo-Pasifik

Pada kesempatan itu hadir pula Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Thailand Don Pramudwinai, Acting SOM Leader Viet Nam Vu Ho, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, Menlu Filipina Enrique Manalo, SOM Leader Brunei Darussalam Johariah Wahab, Menlu Kamboja Prak Sokhonn, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.

Retno berharap Rusia dapat mendukung pengarusutamaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan kerja-kerja ASEAN dengan para mitra. Untuk itu, terdapat dua area kolaborasi yang perlu didorong.

Baca juga : Sah! Arab Saudi Negara Ke-51 yang Teken TAC ASEAN

Pertama, kata dia, kerja sama di bidang ketahanan pangan. ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang.

“Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global,” jelas Retno.

Kedua, masih kata Retno, memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara. ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

“Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan non-proliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Trakat SEANWFZ sesegera mungkin,” ucap Retno.

Sementara itu, Lavrov menegaskan dukungan Rusia terhadap sentralitas ASEAN dalam pembangunan arsitektur kawasan inklusif di Indo-Pasifik sebagai fondasi keamanan dan kemakmuran, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.

Para menlu anggota ASEAN juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021-2025. Mereka juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi.

Terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. Negara-negara ASEAN meminta Rusia mengaksesi Protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).

Mereka juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.

Tahun ini merupakan tahun kelima Kemitraan Strategis ASEAN-Rusia. Pertemuan mengadopsi Joint Statement of ASEAN and Russia Foreign Ministers on the Occasion of 5th Anniversary of ASEAN-Russia Strategic Partnership, yang antara lain menyepakati kerja sama inklusif dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat