visitaaponce.com

Lawatan Jokowi ke Afrika Diharapkan Buka Pasar Ekspor Baru Untuk Indonesia

Lawatan Jokowi ke Afrika Diharapkan Buka Pasar Ekspor Baru Untuk Indonesia
Presiden Joko Widodo bertolak ke Afrika dari Bandara Kualanamu, Medan, Sumut(Instagram @jokowi)

PRESIDEN Joko Widodo bertolak ke Afrika untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Brazil, Russia, India, Tiongkok, and South Africa (BRICS). Agenda ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perluasan pasar ekspor Indonesia ke benua tersebut.

"Dorong kerja sama perdagangan yang lebih intens karena negara di kawasan afrika merupakan tujuan pasar potensial namun porsinya masih kecil. Selain makanan minuman ada pakaian batik yang diminati masyarakat Afrika," ujar Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Media Indonesia, Minggu (20/8).

Ia mengatakan, Presiden Jokowi juga perlu mempelajari pengembangan transisi energi di Afrika, khusus di bagian selatan. Karena negara-negara di kawasan tersebut merupakan penerima dana dari Tujuh Negara Kaya atau G7 yakni Just Energy Transition Partnership (JETP) yang pertama.

Baca juga : Indonesia- Kenya Sepakat Meningkatkan Kerja Sama Perdagangan dan Investasi di Bidang Energi

Dengan melihat lebih dalam implementasi JETP, kata Bhima, maka Indonesia bisa memahami banyak mekanisme yang dapat dipelajari. Berikutnya, lanjut dia, Presiden Jokowi dapat memanfaatkan lawatannya di Afrika untuk membuat blok perundingan bersama terkait restrukturisasi utang.

Tujuannya sebagai langkah bersama menurunkan beban bunga utang dan tekanan kepada kreditur untuk menempuh langkah alternatif. 

"Misalnya debt swap for climate atau penghapusan utang ditukar dengan program konservasi lingkungan," pungkasnya.

Baca juga : Presiden Jokowi Tiba di Tanah Air Usai Lawatan ke Afrika

Diketahui Presiden Jokowi telah bertolak dengan rombongan terbatas ke benua Afrika. Dia akan menghadiri KTT BRICS.

"Hari ini saya dengan delegasi terbatas akan menuju Afrika, kami akan berkunjung ke 4 negara yaitu Kenya, Tanzania, Mozambik dan Afrika Selatan," ujar Jokowi dalam keterangan pers di Bandar Udara (Bandara) Kualanamu, Sumatra Utara seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (20/8).

Presiden dijadwalkan kembali ke tanah air pada Jumat (25/8). Jokowi menuturkan ini merupakan kunjungan pertamanya sebagai presiden ke kawasan Afrika. Indonesia dan Afrika, ujarnya, memiliki hubungan historis yang panjang. Indonesia adalah penggagas sekaligus tuan rumah dari Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada 1955.

Baca juga : Presiden Jokowi Tiba di Afrika Selatan

Di samping itu, imbuh Jokowi, Indonesia juga berperan penting melahirkan gerakan non-blok saat itu. Ia berujar semangat itu yang akan dibawa untuk memperkokoh solidaritas antarnegara global south atau negara-negara yang ada di selatan bumi.

"Spirit Bandung inilah yang akan saya bawa dalam kunjungan ke Afrika dalam memperkokoh solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara global south," terangnya.

Presiden juga menyampaikan bahwa Kenya dan Tanzania telah membuka kedutaan besar mereka di Jakarta pada 2022. Langkah itu dipandang sebagai komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia.

Baca juga : Jokowi Disebut Sukses Menginspirasi Afrika

Sedangkan Mozambik, terang presiden, adalah negara Afrika pertama memiliki prefential trade agreement (PTA) dengan Indonesia. PTA merupakan perjanjian kerja sama antarnegara untuk memberikan akses prefensial terhadap produk tertentu dari negara peserta.

Setelah itu, presiden akan mengakhiri kunjungannya di Afrika Selatan untuk hadir dalam KTT BRICS. 

"Indonesia diundang dalam KTT BRICS dan di sela-sela KTT BRICS, akan dilakukan pertemuan bilateral dengan kepala negara lainnya. Insha Allah saya dan rombongan akan tiba di tanah air pada 25 Agustus," pungkasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat