visitaaponce.com

Tema HUT Malaysia Dipolitisasi, Oposisi Berang

Tema HUT Malaysia Dipolitisasi, Oposisi Berang
Anwar Ibrahim dituding pihak oposisi mempolitisasi perayaan kemerdekaan Malaysia.(AFP)

SLOGAN perayaan kemerdekaan Malaysia tahun ini menuai kontroversi. Kelompok oposisi menilai pemerintahan Anwar Ibrahim telah mencampurkan agenda negara dengan agenda partainya.

Logo pemerintah federal menampilkan bendera Malaysia berbentuk telapak tangan terbuka, dengan slogan Malaysia Madani: Tekad Perpaduan, Penuhi Harapan. Slogan itu diresmikan pada Mei untuk perayaan hari merdeka Malaysia ke-66 yang jatuh pada 31 Agustus.

Beberapa pemimpin blok oposisi Perikatan Nasional (PN) menunjukkan, beberapa kata dalam tagline tersebut terkait erat dengan pemerintahan Anwar.

Baca juga : Sah, Raja Johor Dapat Giliran Pimpin Malaysia

“Pemerintah federal telah mempolitisasi perayaan Hari Nasional dengan menggunakan tema yang jelas-jelas terkait dengan partai politik, dengan kata madani, persatuan, dan harapan,” kata Ketua PN Pemuda Ahmad Fadhli Shaari.

Menurut dia kata-kata tersebut digunakan partai Anwar selama kampanye untuk pemilihan negara. Anwar mengadopsi slogan Malaysia Madani untuk menyampaikan bahwa pemerintahannya mewakili moderasi, pemerintahan yang baik, dan keharmonisan ras.

Bulan lalu, dia menjuluki anggaran tahunan Anggaran Madani. Sementara Fadhli mengusulkan agar empat negara bagian yang diperintah oleh PN menggunakan logo dan tema yang berbeda untuk perayaan tingkat negara bagian.

Baca juga : Dukung Palestina, Malaysia Kirim Kartu Pos Khusus untuk Sekjen PBB

Dia mengusulkan logo kembang sepatu bergaya dengan warna bendera Malaysia dan slogannya, Teguh Muafakat Malaysia Sejahtera atau Konsensus yang kuat untuk Malaysia yang makmur.

Sebagai tanggapan, Wakil Perdana Menteri Zahid Hamidi mengatakan, Fadhli berperilaku berpikiran sempit. "Apakah dia gila atau apa? Ini bukan masalah politik. Perayaan Hari Nasional adalah acara nasional dan saya pikir hal-hal seperti ini tidak boleh dipolitisasi,” katanya.

Pensiunan Jenderal sekaligus Presiden Organisasi Non-pemerintah Veteran Militer National Patriots Association Arshad Raji menyebut proposal Fadhli agar negara bagian yang dikuasai PN menggunakan logo terpisah sebagai sikap sombong dan mengatakan itu menanam sentimen anti-pemerintah di negara.

Baca juga : Malaysia Tolak Kapal Berbendera Israel ZIM

Namun, Terengganu yang dikendalikan PN mengatakan, akan menggunakan logo dan slogan pemerintah federal. Sementara Menteri Besar Perlis Shukri Ramli menyebutkan, negara bagian akan menggunakan bagian dari tema federal tanpa kata atau logo Malaysia Madani.

Namun, dua negara bagian PN lainnya Kelantan dan Kedah sejauh ini tetap bungkam. Fadhli telah menunjukkan bahwa pada 2022, pemerintah negara bagian Selangor yang dikendalikan oleh koalisi Pakatan Harapan (PH) Anwar memiliki tema dan logo alternatif selama perayaan tingkat negara bagian.

Dia juga mengatakan, pada 2012, Anwar juga membela penggunaan tema Hari Nasional alternatif untuk berbagai negara bagian yang diperintah oleh koalisi Pakatan Rakyatnya, yang kemudian terdiri dari partai Anwar, Parti Keadilan Rakyat, dan Parti Islam Se-Malaysia, yang merupakan sekarang menjadi bagian dari blok oposisi PN.

Sebuah unggahan oleh pengguna @pemikirmsia di platform X mengatakan, PN kembali mencoba memecah belah negara dengan narasi kita versus mereka dan menyerukan pemerintah untuk memilih tema yang netral.

“Merdeka adalah kesempatan emas untuk mempersatukan negara. Ini bisa menjadi percikan yang memulai proses penyembuhan. Itulah mengapa menurut saya kita harus mempertimbangkan tema yang netral," pungkasnya. (Straits Times/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat