visitaaponce.com

Sah, Raja Johor Dapat Giliran Pimpin Malaysia

Sah, Raja Johor Dapat Giliran Pimpin Malaysia
Raja Johor Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dilantik sebagai raja Malaysia ke-17.(AFP)

PENGUSAHA Johor Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dilantik sebagai raja Malaysia ke-17, pada Rabu (31/1). Ini merupakan pertama kali baginya memimpin Malaysia atau lebih dari 34 tahun raja Johor mendapatkan posisi yang digilir tersebut.

Ribuan orang memadati jalan-jalan di Johor Bahru untuk melepasnya dan kondisi serupa terjadi di Kuala Lumpur dengan banyak yang menyambutnya. Pelantikan pria berusia 65 tahun itu meningkatkan harapan akan perubahan positif dalam perekonomian, diplomasi, dan persatuan nasional.

Dia mengambil sumpah jabatan di istana nasional di Kuala Lumpur sesaat sebelum tengah hari, dalam sebuah upacara mewah yang kaya akan tradisi. Sultan Ibrahim mengenakan seragam hitam khas pasukan militer Johor.

Baca juga : Sultan Johor Jadi Raja Baru Malaysia

Di hadapan ratusan tamu yang hadir, termasuk Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Sultan Ibrahim menandatangani surat pengangkatan sebelum ia secara resmi diproklamirkan sebagai Yang di-Pertuan Agong, atau Penguasa Tertinggi, untuk lima tahun ke depan.

Sultan Ibrahim terpilih menjadi raja pada Oktober 2023, setelah sembilan sultan negara itu bertemu di konferensi penguasa. Keputusan tersebut mengikuti tatanan sistem monarki bergilir yang unik di Malaysia, sembilan penguasa negara tersebut bergiliran menjadi raja selama siklus lima tahun.

Masa jabatan pendahulunya, penguasa Pahang Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, berakhir pada Selasa (30/1). Sultan Perak Sultan Nazrin Shah, yang terpilih sebagai wakil raja juga mengambil sumpah jabatan.

Baca juga : UMNO Ikut Titah Raja Bentuk Pemerintahan Persatuan

Sultan Ibrahim memulai perjalanannya dari Istana Bukit Tenang di Johor Bahru menuju istana nasional di Kuala Lumpur sekitar pukul 07.45 waktu setempat. Ribuan warga Johor berbaris di jalan saat iring-iringan mobilnya meninggalkan gerbang istana dan menempuh perjalanan sejauh 24 km menuju Bandara Senai.

Banyak yang mengibarkan bendera negara bagian Johor dan bersorak “Daulat Tuanku” atau “Hidup Raja” ketika rombongan kerajaan melewati jalan tersebut.

Di antara mereka, Nur Fatin Athikah Abdul Hisham yang mengatakan ingin melihat keberangkatan Sultan Ibrahim karena dan menjadi bagian dari momen bersejarah bagi Johor dan Malaysia.

Baca juga : Belum Bisa Tentukan PM Baru, Raja Malaysia Panggil Anwar dan Muhyiddin

Remaja berusia 23 tahun itu dan sekitar seratus rekannya yang merupakan anggota kelompok aktivis bernama Relawan Selatan telah berdiri di luar gerbang istana sejak pagi.

“Kami adalah bagian dari generasi muda yang belum pernah melihat Sultan Johor menjadi raja, jadi ini adalah momen bersejarah bagi kami,” tambahnya.

Di Bandara Senai, Sultan Ibrahim disambut di hanggar kerajaan oleh Ketua Menteri Johor Onn Hafiz Ghazi dan Menteri Pertahanan Khaled Nordin. Raja kemudian memeriksa pengawal kehormatan angkatan militer Johor.

Baca juga : Dukung Palestina, Malaysia Kirim Kartu Pos Khusus untuk Sekjen PBB

Sang raja tersenyum sambil melambai dan memberi hormat kepada kerumunan orang, yang terdiri dari ratusan politisi dan pegawai negeri yang berbasis di Johor, sebelum menaiki jet pribadi dan meninggalkan negara bagian asalnya.

Setibanya di pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) di Subang, Selangor, Sultan Ibrahim disambut oleh Pengawas Keuangan istana nasional dan diperiksa pengawal kehormatan militer oleh TNI AU sebelum menuju istana nasional.

Warga Malaysia juga memadati jalan di luar Istana Negara di Kuala Lumpur untuk melihat sekilas raja baru mereka. Ini termasuk Tuan Jawahar Ali Taib Khan, yang memiliki sebuah restoran di dekat istana nasional.

Baca juga : Malaysia Tolak Kapal Berbendera Israel ZIM

“Kami yakin Tuanku (raja) akan melakukan keajaiban bagi negara. Dia adalah orang yang sangat ketat. Kami berharap partai politik semakin harmonis dan perekonomian negara menjadi lebih baik,” kata pria 59 tahun itu.

Jawahar, yang berasal dari Sabak Bernam, Selangor, menambahkan bahwa dia yakin Sultan Ibrahim adalah seorang penguasa yang berpikiran bisnis dan terbuka terhadap ide, dan nilai-nilai ini akan membantu membawa perubahan di negara ini.

“Kami yakin politisi kami akan mengikuti saran Tuanku. Kita lihat pada masa pemerintahannya di Johor, beliau sangat tegas namun sekaligus ramah,” ujarnya.

Baca juga : Setelah Setahun Berkuasa, PM Anwar Rombak Kabinetnya

Penasihat Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Johor Selatan Teh Kee Sin mengatakan bahwa Sultan Ibrahim adalah penguasa yang baik hati namun tegas, dan kemungkinan akan membawa Malaysia ke tingkat yang lebih tinggi sebagai kepala negara.

“Dalam banyak kesempatan kita menyaksikan Sultan (memberikan) bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata Teh, mengacu pada bagaimana penguasa memberikan sumbangan kepada para korban banjir serta orang miskin di negara bagian selatan.

Sementara Sekretaris Asosiasi Pengusaha Muslim India (Perusim) Johor Hussein Ibrahi mengatakan selama 14 tahun pemerintahan Sultan Ibrahim sebagai penguasa Johor telah menekankan pentingnya keharmonisan antara berbagai ras.

Baca juga : Malaysia Tolak Ditekan Barat, Beri Dukungan untuk Hamas

Ia mencatat bahwa belakangan ini, hubungan antara berbagai ras etnis di Malaysia sedang tegang, dilanggengkan oleh perbedaan politik yang terpolarisasi, dan Sultan Johor akan menjadi orang yang tepat untuk menyatukan massa.

“Saat ini, kita dapat melihat hubungan antar ras mulai retak. Tetapi saya yakin Yang Mulia akan mengambil keputusan yang tepat untuk menyatukan seluruh rakyat Malaysia menjadi satu Bangsa Malaysia,” tambahnya.

Analis politik Adib Zalkapli mengatakan kepada CNA bahwa peran raja di Malaysia telah berkembang selama bertahun-tahun. Ia mencatat, sebelumnya raja memainkan peran simbolis sebagai kepala negara. Namun, khususnya pada masa pemerintahan Sultan Abdullah selama lima tahun terakhir berperan penting dalam menyelesaikan kebuntuan politik di Malaysia.

Baca juga : Tema HUT Malaysia Dipolitisasi, Oposisi Berang

Misalnya, Sultan Abdullah memainkan peran penting dalam menyelesaikan kebuntuan politik setelah pemilihan umum 2022 lalu berakhir dengan parlemen yang menggantung. Ia menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri untuk memimpin pemerintahan persatuan.

Adib mencatat bahwa gaya Sultan Ibrahim yang blak-blakan dan kesediaannya memberikan nasihat dalam urusan pemerintahan berarti bahwa penguasa akan semakin membentuk peran monarki.

“Sultan Ibrahim selalu memainkan peran penting dalam pemerintahan negara. Dan saya kira dengan perluasan peran Yang Di Pertuan Agong yang kita lihat selama lima tahun terakhir, sangat cocok dengan karakter dan gaya pemerintahan Sultan Ibrahim,” kata Adib. (CNA/Z-3)

Baca juga : Konjen KJRI Johor Bahru Gandeng KJP Healthcare, Jajaki Kerja Sama Pengembangan KEK Kesehatan Internasional Batam

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat