visitaaponce.com

Amerika Resmikan Pusat Keamanan Kecerdasan Buatan

Amerika Resmikan Pusat Keamanan Kecerdasan Buatan
Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone.(Getty Images via AFP)

BADAN Keamanan Nasional atau National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan pembentukan pusat keamanan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Lembaga itu akan mengawasi pengembangan dan integrasi kemampuan AI di dalam badan-badan pertahanan serta intelijen AS.

Direktur NSA dan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone, mengatakan bahwa para pejabat AS menyadari semakin pentingnya AI dalam lanskap keamanan nasional dan pembukaan pusat baru ini merupakan bagian dari langkah menciptakan masa depan teknologi AI di sektor keamanan, pertahanan dan intelijen.

"Kami mempertahankan keunggulan dalam bidang AI di AS saat ini. Keunggulan AI tersebut tidak boleh dianggap remeh," kata Nakasone di National Press Club Washington, DC.

Baca juga : Empat Raksasa Teknologi Bentuk Grup AI untuk Pastikan Keamanan

Nakasone menambahkan bahwa pusat AI ini akan dimasukkan ke dalam Pusat Kolaborasi Keamanan Siber NSA saat ini, di mana pusat ini akan menjadi titik fokus dalam mempromosikan adopsi yang aman atas kemampuan AI baru di seluruh perusahaan keamanan nasional dan basis industri pertahanan.

"AI akan semakin berdampak pada keamanan nasional dalam hal diplomatik, teknologi, dan ekonomi bagi negara kita serta sekutu dan mitra kita," kata Nakasone dilansir pernyataan dari Departemen Pertahanan AS.

Baca juga : Negara dengan Indeks Kesiapan AI Tertinggi 2022

Kepala NSA itu mengatakan bahwa sangat penting bagi AS untuk mempertahankan kepemimpinannya dalam pengembangan AI. Sehingga aktor-aktor asing yang berniat jahat dapat dicegah untuk mendapatkan inovasi-inovasi AS di bidang AI.

"Kita harus membangun pemahaman yang kuat tentang kerentanan AI, ancaman intelijen asing terhadap sistem AI ini dan cara-cara untuk menghadapi ancaman tersebut untuk mendapatkan keamanan AI," ujarnya.

Terkait penggunaan AI oleh AS untuk mengotomatisasi analisis ancaman, Nakasone menyebut bahwa badan-badan intelijen dan pertahanan AS telah menggunakan AI meskipun keputusan akhir masih dibuat oleh manusia.

"AI membantu kita, tetapi keputusan kita dibuat oleh manusia. Dan itu adalah perbedaan yang penting," katanya.

"Kami melihat adanya bantuan dari kecerdasan buatan. Namun pada akhirnya, keputusan akan dibuat oleh manusia dan manusia di dalamnya,” tambahnya.

Menanggapi pertanyaan wartawan, Nakasone mengatakan bahwa badan keamanan AS belum mendeteksi upaya-upaya yang dilakukan oleh Rusia maupun Tiongkok dalam mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2024. (Aljazeera/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat