visitaaponce.com

OKI Kutuk Serangan Israel terhadap RS di Gaza

OKI Kutuk Serangan Israel terhadap RS di Gaza
Warga membawa jenazah korban yang tewas akibat serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza.(AFP/Dawood NEMER)

SEKRETARIS Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha mengutuk keras serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Jalur Gaza. Sedikitnya 500 orang tewas dalam serangan tersebut.

Taha menegaskan, aksi 'Negeri Zionis' tersebut adalah kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. 

"Ini aksi terorisme dari negara terorganisir yang pantas mendapatkan balasan,” tegas Taha, Selasa (17/10).

Baca juga: Tempat Aman Terakhir di Gaza pun Dihancurkan Israel

Taha menganggap Israel bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan, praktik, dan serangan brutal terhadap rakyat Palestina, yang bertentangan dengan semua nilai kemanusiaan dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Ia kembali menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, agar segera melakukan intervensi guna menghentikan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dan memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan, lebih dari 500 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Kota Gaza, Selasa (17/10). Padahal, rumah sakit itu menjadi perlindungan dari ribuan warga sipil.

Baca juga: Uni Eropa Tegaskan Serangan terhadap Infrastruktur Sipil Melanggar Hukum Internasional

Hilangnya banyak nyawa warga sipil segera mengobarkan konflik di wilayah tersebut. Pihak berwenang menyalahkan serangan udara Israel, namun pernyataan tersebut dibantah Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang menyalahkan roket yang ditembakkan faksi bersenjata Palestina.

Sebelum insiden itu, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan, setidaknya 3.000 orang telah tewas dalam pengeboman Israel selama 11 hari. Serangan Israel dimulai setelah militan Hamas mengamuk di kota-kota Israel pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.300 orang, sebagian besar warga sipil. (Gulf News/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat