visitaaponce.com

Benjamin Netanyahu Diminta Mundur

Benjamin Netanyahu Diminta Mundur 
Warga Israel memprotes kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, pada September 2023.(AFP)

MANTAN pejabat militer, politik dan intelijen Israel telah menyatakan kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sepenuhnya gagal. Itu menyusul serangan Hamas pada Sabtu (7/10), yang menewaskan 1.400 warga Israel.

Mantan Perdana Menteri Ehud Barak menggambarkan serangan itu sebagai pukulan paling parah yang dialami Israel sejak berhasil mendirikan negara di atas tanah Palestina

"Saya tidak percaya jika masyarakat mempercayai Netanyahu untuk memimpin ketika dia berada di bawah beban peristiwa dahsyat yang baru saja terjadi pada masa jabatannya,” katanya.

Baca juga : Penyamaran Gagal, Israel Malah Bunuh Tentaranya Sendiri

Seorang mantan kepala staf Angkatan Pertahanan Israel mengatakan bahwa Netanyahu harus mengundurkan diri dari jabatannya. Sementara seorang mantan pejabat intelijen menggambarkan pemerintah sebagai disfungsional.

Intervensi tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di Israel atas upaya pemerintah untuk membebaskan sekitar 200 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Beberapa keluarga dari mereka yang disandera telah memohon kepada pemerintah untuk melakukan perundingan sebelum menyerang Gaza.

Sementara yang lainnya mengatakan bahwa hanya operasi militer segera untuk menghancurkan kepemimpinan Hamas yang dapat memberikan solusi, namun membahayakan keselamatan para sandera.

Baca juga : PM Israel Benjamin Netanyahu Diadili karena Kasus Korupsi

Barak, salah satu tentara Israel yang paling dihormati, yang berpartisipasi dalam beberapa operasi penyelamatan sandera, mengatakan, “Para sandera adalah masalah besar, yang menjadi perhatian para pemimpin dan rakyat kami, namun pada saat yang sama ada kebutuhan untuk menghilangkan kemampuan militer Hamas dan perannya sebagai penguasa Jalur Gaza.”

Penipuan, Suap sampai kasus korupsi

Netanyahu, yang telah menjabat selama lebih dari 16 tahun, telah menuai kritik luas dari sebagian besar masyarakat Israel, mantan pemimpin militer dan mantan pejabat lainnya mengenai upayanya untuk merombak sistem peradilan Israel sebelum serangan itu.

Pemimpin Israel juga masih terlibat dalam persidangan korupsi atas berbagai tuduhan termasuk penipuan, pelanggaran kepercayaan publik dan menerima suap, yang semuanya ia bantah.

Baca juga : Trump: Netanyahu Tidak Siap Hadapi Hamas

Para menteri kabinet termasuk menteri keuangan sayap kanan kontroversial Bezalel Smotrich , kepala pertahanan termasuk kepala staf militer Israel Herzi Halevi, dan Ronen Bar, yang mengepalai badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, semuanya telah meminta maaf atas kegagalan pemerintah Israel untuk melindungi warganya setelah serangan itu.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa 80% warga Israel ingin Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalan yang memungkinkan serangan Hamas. Dalam jajak pendapat terpisah awal bulan ini, 56% mengatakan Netanyahu harus mengundurkan diri setelah perang berakhir.

Letjen Dan Halutz, mantan kepala staf IDF dan komandan angkatan udara Israel, serta anggota gerakan yang vokal menentang reformasi peradilan Netanyahu mengatakan bahwa perdana menteri Israel tidak mungkin mengeluarkan permintaan maaf publik.

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

“Kepala staf kami, kepala intelijen, kepala lembaga militer sudah mengatakannya mereka bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi. Saya yakin mereka semua melihat misinya saat ini adalah untuk menang, lalu pulang,” ujarnya.

Kemudian penyanderaan, kata Halutz, dapat mempengaruhi agenda serangan balik Israel. Secara pribadi kata dia, masalah ini harus diselesaikan terlebih dahulu.

Sementara pengunjuk rasa yang berkumpul di luar markas militer Israel di Tel Aviv menyatakan keprihatinan bahwa Netanyahu tidak layak memimpin Israel. Halutz mengatakan dia terus mempercayai para pemimpin militer yang mengarahkan serangan Israel di Jalur Gaza.

Baca juga : Netanyahu Ogah Majukan Pemilu Israel, Meski Didemo Tiap Hari

Pemboman Israel terhadap wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 4.385 orang dan melukai sekitar 13 ribu orang selama dua minggu terakhir, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

“Dari sudut pandang saya, (Netanyahu) harus mengundurkan diri sekarang, saat kita berbicara. Ada orang yang lebih baik untuk menanganinya,” katanya.

Mantan pejabat intelijen Israel Avi Melamed mengatakan pemerintahan saat ini tidak berfungsi dalam baik. Ini adalah sentimen yang diungkapkan oleh banyak warga Israel yang menilai pemerintahan Netanyahu merupakan sebuah bencana.

“Saya minta maaf untuk mengatakannya, tapi menurut saya kinerja atau tindakan Netanyahu bukanlah teladan yang menginspirasi,” katanya. (The Guardian/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat