Tidak hanya Gaza Kini Situasi Tepi Barat Mengkhawatirkan
![Tidak hanya Gaza Kini Situasi Tepi Barat Mengkhawatirkan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/c265024e1d49a5cabab4353e71783b0d.jpg)
SITUASI di Tepi Barat, Palestina, telah menjadi mengkhawatirkan dan mendesak. Soalnya, terjadi peningkatan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Ini disampaikan PBB pada Jumat (3/11).
Dari 7 Oktober hingga Kamis, 132 warga Palestina, termasuk 41 anak-anak, tewas di Tepi Barat. Di sisi lain, dua tentara Israel tewas. Demikian keterangan kantor hak asasi manusia PBB.
Sebagian besar perhatian dunia terfokus pada Jalur Gaza sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober. Namun, "Situasi di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur, mengkhawatirkan dan mendesak, di tengah meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia yang berlapis terhadap warga Palestina yang terjadi di sana," kata juru bicara Elizabeth Throssell kepada wartawan di Jenewa.
Baca juga: Bahrain Hentikan Hubungan Dagang dengan Israel, Duta Besar Kembali
Dia mengatakan pasukan Israel semakin banyak menggunakan taktik dan senjata militer dalam operasi penegakan hukum, termasuk operasi yang melibatkan serangan udara di kamp pengungsi Jenin. "Kekerasan pemukim, yang sudah mencapai rekor tertinggi, juga meningkat secara dramatis, dengan rata-rata tujuh serangan dalam sehari. Lebih dari sepertiga serangan ini menggunakan senjata api," kata Throssell.
Dia mengatakan dalam banyak kasus, para pemukim didampingi oleh tentara Israel. "Seiring dengan impunitas total atas kekerasan yang dilakukan pemukim, kami khawatir bahwa pemukim bersenjata telah bertindak atas persetujuan dan kolaborasi pasukan dan otoritas Israel."
Baca juga: 4 WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza
Israel, sebagai kekuatan pendudukan, harus menjamin keselamatan dan perlindungan penduduk yang diduduki. "Seluruh komunitas terpaksa meninggalkan tanah mereka akibat kekerasan ini," kata Throssell. Iaa menambahkan bahwa hampir 1.000 warga Palestina dari setidaknya 15 komunitas penggembala telah terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak 7 Oktober.
Throssell mengatakan meskipun ratusan pemukim terlibat dalam kekerasan setiap hari, sejak 7 Oktober pasukan Israel dilaporkan hanya menangkap dua pemukim karena menyerang warga Palestina dan membunuh satu petani Palestina. Pasukan Israel telah menangkap hampir 2.000 warga Palestina, tambahnya, dan mencatat bahwa dua orang tewas dalam tahanan.
Dengan ditutupnya banyak jalan dan pos pemeriksaan, "Beberapa komunitas Palestina yang paling rentan tidak memiliki akses terhadap barang dan jasa penting," kata Throssell. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang
Ketua Presidium MER-C Bertemu Menkopolhukam Bahas Situasi Jalur Gaza
6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Rafah dan Shujayea
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap