visitaaponce.com

AS Minta Jeda, Israel Tetap Serang Menghantam Konvoi Ambulans

AS Minta Jeda, Israel Tetap Serang Menghantam Konvoi Ambulans
Tim penyelamat Palestina mengeluarkan jenazah dari bawah reruntuhan bangunan di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (4/11).(AFP/Mahmud Hams.)

ISRAEL menolak seruan Amerika Serikat (AS) untuk jeda pertempuran dan melanjutkan pengepungannya terhadap Kota Gaza pada Sabtu (4/11). Di sisi lain, serangan Israel menghantam konvoi ambulans dan tempat penampungan pengungsi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tekanan dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang sedang berkunjung untuk memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan sementara. Perang itu telah berlangsung hampir sebulan di Gaza terus berlanjut.

Pasukan darat Israel mengepung kota terbesar di Gaza untuk mengalahkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober. Di Sekolah Osama bin Zaid Boys di utara Kota Gaza, AFP melihat dampak dari yang dikatakan oleh pihak berwenang Hamas sebagai penembakan tank yang menewaskan 20 orang.

Baca juga: Satu Keluarga WNI dari Gaza masih Tunggu Persetujuan Evakuasi

Tim ambulans bergegas masuk ke gedung yang dipenuhi puing-puing untuk menolong para korban luka dan memindahkan korban tewas. Orang-orang yang tertegun menangis dan berjalan-jalan di tempat kejadian dengan tangan terkatup di atas kepala karena ngeri dan tidak percaya.

Deretan panjang pakaian dan cucian masih menggantung di jendela di lantai pertama gedung. Ini bukti bahwa gedung sekolah ini menjadi rumah sementara bagi sebagian dari ratusan ribu warga Gaza yang mengungsi akibat perang.

Baca juga: Jurnalis Palestina Terbunuh dalam Serangan Udara Israel

Militer Israel menggambarkan Kota Gaza sebagai pusat organisasi teror Hamas. Juru bicara militer Israel, Richard Hecht, mengatakan bahwa pasukannya terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan para pejuang Hamas yang dipersenjatai rudal antitank, alat peledak, dan senjatan lain.

Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan para operator Hamas, gudang senjata, kompleks terowongan, pos-pos peluncuran pesawat tak berawak, dan pusat komando. Namun, karena serangan-serangan itu terjadi di daerah perkotaan yang padat penduduk, banyak warga sipil yang tewas.

Otoritas kesehatan yang dikelola Hamas mengklaim lebih dari 9.200 warga Gaza. Sebagian besar perempuan dan anak-anak terbunuh.

Berbicara di Tel Aviv, Blinken menuduh Hamas secara sinis dan mengerikan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan dengan sengaja menempatkan aset militer di bawah bangunan tempat tinggal, sekolah, masjid, dan rumah sakit. Namun, fokus utama dari kunjungannya ialah meyakinkan Israel agar memberlakukan jeda kemanusiaan. Ini menurut AS dapat membantu mengamankan pembebasan sekitar 240 sandera yang diperkirakan berada dalam tawanan Hamas dan mengizinkan bantuan disalurkan kepada penduduk Gaza yang terkepung.

Netanyahu, yang telah membangun karier politiknya dengan kebijakan keamanan yang hawkish, memperingatkan bahwa tidak akan ada gencatan senjata sementara di Gaza hingga Hamas membebaskan para sandera. Israel mengatakan telah menyerang 12.000 target di seluruh wilayah Palestina sejak Operasi Pedang Besi dimulai pada 7 Oktober, salah satu kampanye pengeboman paling sengit dalam sejarah.

Di pusat Kota Gaza, serangan lain terjadi pada Jumat. Kali ini serangan di depan pintu rumah sakit terbesar di wilayah itu, Al-Shifa.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan satu ambulans yang digunakan oleh sel militan Hamas dan telah menetralisasi mereka yang berada di dalamnya. "Kami tegaskan bahwa wilayah Gaza adalah zona perang. Warga sipil berulang kali diminta untuk mengungsi ke arah selatan demi keselamatan mereka," kata Pasukan Pertahanan Israel.

Pemerintah Hamas mengatakan 13 orang tewas. Seorang wartawan AFP melihat beberapa mayat di samping kendaraan Bulan Sabit Merah Palestina yang berlumuran darah.

Seorang anak dan seekor kuda mati tergeletak yang masih tertambat di gerobak. Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa konvoi lima kendaraan menuju ke penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir, ketika mereka diserang beberapa kali. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat