visitaaponce.com

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Ingatkan Amerika tentang Perang Israel-Hamas

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Ingatkan Amerika tentang Perang Israel-Hamas
Pendukung gerakan syiah Libanon Hizbullah menonton pidato pemimpinnya Hassan Nasrallah di televisi di pinggiran selatan ibu kota Libanon.(AFP/Ahmad Al-Rubaye.)

PEMIMPIN Hizbullah Hassan Nasrallah pada Jumat (3/11) memperingatkan bahwa perang antara Israel dan Hamas dapat berubah menjadi konflik regional jika serangan terhadap Jalur Gaza, Palestina, terus berlanjut. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas hal ini.

Dalam pidato pertamanya sejak perang pecah hampir empat minggu lalu antara militan Hamas dan Israel, pemimpin gerakan kuat yang didukung Iran itu memperingatkan bahwa semua opsi terbuka untuk perluasan konflik ke Libanon. "Amerika sepenuhnya bertanggung jawab atas perang yang sedang berlangsung di Gaza dan rakyatnya dan Israel hanyalah alat eksekusi," kata Nasrallah dalam siaran televisi menyebut konflik tersebut menentukan.

"Siapapun yang ingin mencegah perang regional--dan ini ditujukan kepada Amerika--harus segera menghentikan agresi di Gaza," katanya. Ribuan pendukung berkumpul mendengarkan pidato berapi-api tersebut dalam acara di pinggiran selatan Beirut, yang merupakan markas Hizbullah, untuk mengenang para pejuang kelompok tersebut yang tewas dalam pengeboman Israel.

Baca juga: AS Minta Jeda, Israel Tetap Serang Menghantam Konvoi Ambulans

Yang lain berkumpul di tempat lain di Libanon dan wilayah tersebut, termasuk Teheran dan Bagdad. Sejak militan Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober terhadap Israel dari Jalur Gaza, perbatasan selatan Libanon terjadi peningkatan saling serang, terutama antara Israel dan Hizbullah, sekutu kelompok Palestina, sehingga memicu kekhawatiran akan terjadi konflik yang lebih luas.

Presiden AS Joe Biden telah mengirim dua kelompok kapal induk ke Mediterania timur. Namun Nasrallah yang menentang mengatakan kepada Amerika Serikat, "Armada Anda di Mediterania tidak membuat kami takut. Kami siap menghadapi armada yang Anda ancam."

Harga yang tak terbayangkan

"Kalian orang Amerika tahu betul bahwa jika terjadi perang di kawasan ini, armada kalian tidak akan ada gunanya. Begitu pula pertempuran udara tidak akan membantu. Kepentingan kalian dan tentara serta armada Anda akan menjadi pihak pertama yang menanggung akibatnya," tambahnya.

Baca juga: Erdogan Upayakan Gencatan Senjata di Gaza Hentikan Kejahatan Kemanusiaan

Di Washington, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Hizbullah, "Tidak boleh mencoba mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung."

"Ini berpotensi menjadi perang yang lebih berdarah antara Israel dan Libanon dibandingkan 2006," katanya. "Amerika Serikat tidak ingin konflik ini meluas hingga ke Libanon."

Baca juga: PM Irlandia: Tindakan Israel di Gaza Lebih Mirip Balas Dendam

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Hizbullah bahwa mereka akan, "Membayar harga yang tidak terbayangkan," jika salah langkah.

Konflik pada 2006 antara Israel dan Hizbullah menewaskan lebih dari 1.200 orang di Libanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 orang di Israel, sebagian besar tentara. Para pejabat Israel mengatakan serangan berdarah Hamas pada 7 Oktober menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka ialah warga sipil. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 9.200 orang tewas dalam pengeboman Israel, sebagian besar ialah wanita dan anak-anak.

Nasrallah memuji tindakan Hamas yang heroik. Ia menyebut serangan 7 Oktober itu, "100% Palestina," dan mengatakan rencana itu tidak diungkapkan kepada sekutu sebelumnya. 

Pendukung gerakan syiah Libanon Hizbullah menonton pidato pemimpinnya Hassan Nasrallah di televisi di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, Jumat (3/11). (AFP/Ahmad Al-Rubaye)

Dia memuji serangan yang menargetkan pangkalan AS di Timur Tengah, setelah serangkaian serangan terhadap fasilitas yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah. Hizbullah bersama dengan kelompok bersenjata dari Irak, Suriah, dan Yaman ialah bagian dari poros perlawanan regional yang dipimpin Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat.

Kebodohan

Nasrallah juga memperingatkan Israel agar tidak menyerang Libanon. "Semua opsi terbuka di front Libanon kami," ujarnya.

Situasi saat ini di perbatasan Libanon-Israel terkait, "Dengan arah dan perkembangan peristiwa di Gaza," kata Nasrallah. Ia mengklaim tindakan Hizbullah telah mengepung sebagian besar tentara Israel yang mungkin bertempur di wilayah Palestina.

Para wanita berduka atas peti mati seorang pejuang kelompok Hizbullah yang terbunuh sehari sebelumnya di Libanon selatan dalam baku tembak lintas perbatasan dengan pasukan Israel, Jumat (3/11). (AFP/Ahmad Al-Rubaye)

Ia memperingatkan bahwa kemungkinan terjadi konflik terbuka adalah hal yang realistis. "Kami mengatakan kepada musuh yang mungkin berpikir untuk menyerang Libanon atau melakukan operasi pencegahan, ini kebodohan terbesar yang pernah ada," katanya.

Pertempuran lintas batas telah menewaskan 72 orang di pihak Libanon, di antara mereka setidaknya 54 pejuang Hizbullah tetapi juga pejuang lain dan warga sipil, salah satunya jurnalis Reuters, menurut penghitungan AFP. Di pihak Israel, setidaknya enam tentara dan satu warga sipil tewas, kata militer.

Maha Yahya dari Carnegie Middle East Center mengatakan pidato Nasrallah ialah jalan tengah terbaik yang bisa diambilnya. Pada akhirnya, "Baik Iran maupun Hizbullah tidak tertarik untuk terlibat dalam konflik yang mungkin akan berakhir dengan zero sum game," katanya. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat