visitaaponce.com

Abaikan Seruan Dunia, Israel Kembali Sasar Kamp Pengungsian di Gaza

Abaikan Seruan Dunia, Israel Kembali Sasar Kamp Pengungsian di Gaza
Israel meluluhlantakkan Gaza berikut kamp pengungsi Al-Maghazi di Gaza tengah pada Sabtu (4/11).(AFP)

ISRAEL mengabaikan seruan penduduk dunia untuk menghentikan genosida terhadap warga Gaza. Terbaru, Israel telah meluluhlantakkan Gaza berikut kamp pengungsi Al-Maghazi di Gaza tengah pada Sabtu (4/11) malam.

Israel terus mengobarkan kebiadabannya di Gaza tanpa takut dunia dijatuhi sanksi apapun. Berbekal impunitas ini Israel pun bebas melanggar hukum perang dan humaniter dengan membom rumah sakit serta kamp pengungsian.

Kekejian negara yang telah menjajah Palestina selama 75 ini telah menewaskan 30 orang. Banyak di antara mereka anak-anak tewas selain serangan Israel itu turut menghacurkan rumah-rumah di sekitarnya.

Baca juga: Ribuan Orang di Israel Kecam Netanyahu

“Serangan udara Israel menargetkan rumah tetangga saya di kamp Al-Maghazi, rumah saya di sebelahnya sebagian runtuh,” kata Mohammed Alaloul, 37, seorang jurnalis yang bekerja untuk Anadolu Turki.

Alaloul mengatakan kepada AFP bahwa putranya yang berusia 13 tahun, Ahmed, dan putranya yang berusia empat tahun, Qais, tewas dalam pemboman itu, bersama saudara laki-lakinya. Istri, ibu, dan dua anak lainnya terluka.

Baca juga: Dunia Kutuk Serangan Israel di Gaza

Pasukan Israel sedang bertempur di wilayah Gaza, dan seorang juru bicara militer mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah pasukan mereka sedang beroperasi di wilayah tersebut pada saat pemboman terjadi.

Serangan Israel Tidak dapat Diterima

Israel mengatakan pihaknya telah menyerang 12.000 sasaran di seluruh wilayah Palestina sejak 7 Oktober lalu, salah satu kampanye pengeboman paling sengit dalam sejarah.

Kementerian Kesehatan di Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, mengatakan lebih dari 9.480 warga Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel dan kampanye darat yang semakin intensif.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram bahwa Israel mengebom rumah-rumah warga yang menewaskan banyak perempuan dan anak-anak.

Ketika perang memasuki minggu kelima, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan melanjutkan tur Timur Tengahnya pada Minggu (5/11), dengan kunjungan ke Turki, di mana Ankara telah memperkuat nadanya terhadap Israel dan pendukung Baratnya dengan jumlah korban tewas di Gaza yang melonjak.

Blinken menghadapi gelombang kemarahan yang meningkat dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri Arab di Yordania pada hari Sabtu, di mana ia menegaskan kembali dukungan AS untuk jeda kemanusiaan untuk memastikan warga sipil yang putus asa mendapatkan bantuan, sehari setelah Netanyahu mengabaikan gagasan tersebut.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, yang negaranya bertindak sebagai satu-satunya saluran bagi orang asing untuk keluar dari Jalur Gaza dan masuknya bantuan, menyerukan gencatan senjata segera dan komprehensif.

Hamas mengatakan pada Sabtu (4/11) malam, bahwa evakuasi warga berkewarganegaraan ganda dan orang asing dari Gaza ditangguhkan sampai Israel mengizinkan beberapa warga Palestina yang terluka mencapai Rafah. Dengan demikian mereka dapat melintasi perbatasan untuk perawatan di rumah sakit di Mesir.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan Hamas telah mencoba menggunakan kesepakatan yang ditengahi AS untuk membuka perbatasan Mesir untuk mengeluarkan kadernya.

“Hal itu tidak dapat diterima oleh Mesir, bagi kami, bagi Israel,” kata pejabat itu.

Diplomasi Ulang-alik

Sekutu Palestina, Turki, pada Sabtu (4/11), mengatakan pihaknya menarik duta besarnya untuk Israel dan memutuskan kontak dengan Netanyahu sebagai protes atas pertumpahan darah di Gaza.

Turki telah memperbaiki hubungan yang rusak dengan Israel hingga dimulainya perang Israel-Hamas pada bulan lalu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa dia menganggap Netanyahu secara pribadi bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah korban warga sipil di Gaza.

“Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat kami ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” media Turki mengutip pernyataan Erdogan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat mengatakan langkah tersebut merupakan langkah lain dari presiden Turki yang berpihak pada Hamas.

Kepala staf Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengunjungi pasukan di Gaza pada Sabtu (4/11), setelah mereka menyelesaikan pengepungan Kota Gaza, yang terletak di sebelah utara kamp Al-Maghazi yang diserang pada Sabtu malam.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pasukan Israel bertempur keras di selatan dan utara Kota Gaza dan telah memasuki wilayah berpenduduk.

Militer mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan yang ditargetkan untuk memetakan terowongan dan membersihkan jebakan bahan peledak di Gaza selatan. Itu tempat mereka pernah melakukan serangan sebelumnya namun tidak pernah menurunkan pasukan.

“Tentara menghadapi sel Hamas yang keluar dari terowongan. Sebagai tanggapan, pasukan menembakkan peluru ke arah Hamas dan membunuh mereka,” katanya.

Dalam pembicaraannya dengan diplomat tinggi AS, Raja Abdullah II dari Yordania menggarisbawahi bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel adalah dengan berupaya mencapai cakrawala politik untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara.

Pemerintah AS mengatakan bahwa mereka juga mendukung negara Palestina bersama Israel, namun pemerintahan sayap kanan Netanyahu sangat menentang hal tersebut.

(AFP/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat