Krisis Ekonomi Bayangi Israel, 300 Ekonom Peringatkan Netanyahu
![Krisis Ekonomi Bayangi Israel, 300 Ekonom Peringatkan Netanyahu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/937e7f3e8b7557db9e3dbe0988a50771.jpg)
SEKITAR 300 ekonom senior Israel mengirim surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich akan potensi krisis ekonomi sebagai dampak perang dengan kelompok Hamas yang menguasai jalur Gaza di Palestina.
Dengan tegas, para ekonom meminta Netanyahu untuk segera menghentikan semua item pengeluaran yang tidak penting dalam anggaran negara.
“Anda tidak memahami besarnya krisis ekonomi yang dihadapi perekonomian Israel,” kata para ekonom dalam surat tersebut, dikutip dari The Times of Israel dikutip Senin (6/11).
Baca juga : Boikot Produk Israel dan AS Melanda Timur Tengah, Dipimpin Kaum Muda
Menurut ekonom, kelanjutan tindakan yang dilakukan saat ini akan merugikan perekonomian Israel, melemahkan kepercayaan warga terhadap sistem publik, dan melemahkan kemampuan Israel untuk pulih dari situasi yang mereka alami.
Di antara para ekonom yang meneken surat tersebut adalah mantan gubernur Bank Israel Prof Jacob Frenkel, mantan pengawas bank dan akuntan jenderal Bank Israel Rony Hezkiyahu, mantan pengawas bank Yair Avidan, mantan pejabat Kementerian Keuangan Haim Shani, mantan ketua Dewan Ekonomi Nasional Prof Eugene Kandel, Prof Eytan Sheshinski, Prof Leo Leiderman dari Universitas Tel Aviv dan dan pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2021 Joshua Angrist dari Massachusetts Institute of Technology.
Baca juga : Industri Teknologi Israel Goyang Selama Perang dengan Hamas
Startup Israel terguncang
Pada perang Israel dengan Hamas yang memasuki minggu keempat pekan lalu , sekitar 70% perusahaan teknologi dan startup Israel menghadapi gangguan dalam operasi mereka karena sebagian besar karyawan mereka telah melapor untuk menjadi tentara cadangan.
Hal itu diketahui dari survei yang dilakukan oleh Israel Innovation Authority dan Start- Lembaga Kebijakan Bangsa Atas (SNPI).
Dampaknya, menurut survei itu, banyak perusahaan mulai dari pembangun hingga restoran tutup dan perusahaan ritel lainnya merumahkan karyawannya.
Surat para ekonom tersebut meminta Netanyahu dan Smotrich untuk mempertimbangkan kembali prioritas pengeluaran nasional, karena perkiraan biaya rehabilitasi perang diperkirakan mencapai puluhan miliar shekel (mata uang Israel), atau bahkan lebih.
“Pukulan hebat yang menimpa Israel memerlukan perubahan mendasar dalam urutan prioritas nasional dan pengalihan anggaran besar-besaran untuk mengatasi kerusakan akibat perang, membantu para korban, dan merehabilitasi perekonomian,” tulis mereka dalam surat tersebut.
Mereka mendesak pemerintah untuk segera menghentikan pengeluaran anggaran yang tidak penting untuk upaya perang dan rehabilitasi ekonomi, termasuk transfer dana koalisi yang diperkirakan berjumlah NIS 9 miliar (US$2,2 miliar).
Anggaran negara 2023-2024, yang disahkan pada bulan Mei, mencakup lebih dari NIS 13 miliar belanja koalisi diskresi, yang sebagian besar dialokasikan untuk program pendidikan bagi komunitas ultra-Ortodoks.
“Pada saat yang sama, anggaran untuk tahun 2024 harus dibuka dan diperbarui sesuai dengan urutan prioritas yang mencerminkan kebutuhan perekonomian secara keseluruhan sehubungan dengan perang,” desak mereka dalam surat tersebut.
Bank Israel pangkas pertumbuhan
Pekan lalu, Bank of Israel memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun 2023 dan tahun depan sambil memperingatkan dampak negatif perang terhadap ekonomi lokal dan pasar keuangan.
Departemen riset bank sentral memperkirakan perekonomian akan tumbuh sebesar 2,3% pada tahun 2023 dan sebesar 2,8% pada tahun 2024, seiring dengan menurunnya konsumsi swasta dan terbatasnya kemampuan untuk bekerja, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3% untuk tahun ini dan tahun depan. (Z-4)
Terkini Lainnya
Startup Israel terguncang
Bank Israel pangkas pertumbuhan
1,8 Juta Warga Palestina Mengungsi ke Gaza Tengah
Israel Akan Bangun 6.000 Rumah Baru di Tepi Barat
Warga Palestina yang Meninggal di Penjara Israel Karena Disiksa
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
G7 Peringatkan Dukungan Tiongkok kepada Rusia dalam Perang Ukraine
Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Konstruksi Perang yang Maskulin Buat Perempuan dan Anak Jadi Korban
Benjamin Netanyahu: Israel Siap untuk Operasi Intens di Perbatasan Libanon
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap