visitaaponce.com

Industri Teknologi Israel Goyang Selama Perang dengan Hamas

Industri Teknologi Israel Goyang Selama Perang dengan Hamas
Ilustrasi(AFP/Jack Guez)

KINERJA industri teknologi Israel mengalami goncangan sejak awal konflik dengan Hamas, kelompok pejuang Palestina. Padahal, sektor ini merupakan salah satu industri penting dalam perekonomian negara yang menyumbang hampir setengah dari ekspor.

Kerugian ini terjadi akibat banyak tenaga kerja perusahaan rintisan (startup) milik Israel yang fokus menjadi pasukan cadangan dan menjadi relawan untuk membantu warga sipil.

Eran Orr, kepala eksekutif perusahaan rintisan Israel-Amerika XRHealth misalnya, bergegas kembali ke Israel setelah militan Hamas menyerbu negara itu dari Jalur Gaza pada 7 Oktober.

Baca juga : Harga Minyak dan Emas Melonjak Efek Perang Israel dan Palestina

Pejabat Israel mengklaim, serangan Hamas telah menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil dan menculik lebih dari 220 lainnya. 

Sebanyak empat sandera yang diculik telah dibebaskan, terdiri dari dua warga negara AS dan dua warga Israel. Sementara 50 sandera lainnya tewas dibom oleh Israel sendiri saat berada dalam tahanan Hamas, menurut kabar yang dibagikan Kamis (26/10).

Baca juga : Lagi, Biden Minta Dana Perang US$106 Miliar untuk Ukraina dan Israel

Lebih banyak korban jatuh justru dialami oleh Palestina, bahkan berkali-kali lipat dari korban Israel. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 7.000 orang, sebagian besar warga sipil dan banyak dari mereka adalah anak-anak, sehingga meningkatkan seruan untuk melindungi orang-orang tak berdosa yang terperangkap dalam konflik tersebut.

48% penerimaan Israel dari teknologi

Sektor teknologi menyumbang 18% PDB pada tahun lalu. Hampir 48% pemasukan negara dari ekspor senilai US$71 miliar berasal dari teknologi. 

Mulai dari pengembangan perangkat lunak hingga manufaktur chip, seluruh pemain global di industri ini hadir untuk memanfaatkan ekosistem yang kaya di negara ini.  Akan tetapi, dengan adanya perang, tujuannya telah berubah. 

"Dalam keadaan seperti ini, ada kebutuhan mendesak yang perlu kami layani, ada banyak orang yang sekarat,” kata Avi Hasson, CEO Start-Up Nation Central.

“Dan kita perlu melihat bagaimana kita dapat menggunakan aset, pengetahuan, dan teknologi kita untuk menciptakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut,” tambahnya.

Merav Bahat, salah satu pendiri dan kepala eksekutif perusahaan keamanan siber Dazz, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi berupaya untuk segera menciptakan platform untuk mengumpulkan donasi dan membantu membawa orang dari satu tempat ke tempat lain.

“Kami memanfaatkan kekuatan teknologi Israel untuk membantu Israel menjadi lebih kuat,” kata Bahat, yang sepupu suaminya adalah salah satu orang yang disandera militan Hamas dalam serangan 7 Oktober.

Platform desain web Wix adalah bagian dari grup yang terdiri dari hampir 300 perusahaan rintisan yang berkumpul dalam beberapa hari untuk menempatkan industri teknologi dalam posisi membantu masyarakat sipil.

Salah satu permintaannya adalah mengembangkan tombol panik virtual untuk memperingatkan pihak berwenang jika diperlukan, kata perusahaan itu.

Start up Israel kekurangan orang

Semua inisiatif ini memerlukan penyesuaian cepat oleh perusahaan teknologi karena banyak staf mereka adalah cadangan militer. Start-Up Nation Central memperkirakan 15% stafnya telah dipanggil.

Di Trullion, yang mengembangkan perangkat lunak akuntansi bertenaga AI, sekitar 10% staf telah dipanggil untuk menjadi pasukan cadangan.

“Sebagian besar akan menjalankan tugas militer aktif di mana mereka berada di perbatasan, dekat Gaza dan dekat wilayah utara dekat Lebanon,” kata kata CEO Isaac Heller.

“Mereka baik-baik saja, kami check in setiap hari,” kata Heller, seraya menambahkan bahwa mereka juga check in bersama keluarga mereka.

Untuk memastikan operasi tetap berjalan, perusahaan mengandalkan staf asing, dengan karyawan di New York yang bekerja lembur. “Perusahaan kami telah berubah menjadi keluarga yang sangat dekat dalam semalam,” kata Heller.

Nasib start-up Israel ke depan

Lantas, apa dampak konflik terhadap sektor teknologi Israel ketika pendanaan untuk start-up telah menurun di seluruh dunia seiring dengan memburuknya prospek ekonomi global?

Hasson dari Start-Up Nation Central mengungkapkan, risiko keamanan adalah bagian dari perhitungan ketika investor memutuskan apakah akan berinvestasi di Israel atau tidak?

“Saya ragu ada satu investor pun yang belum memperhitungkan hal itu ke dalam keputusan investasinya," cetus Hasson.

Namun, Heller dari start-up Trullion mengatakan dia tidak takut dengan prediksi itu. Sebab dirinya lebih takut dengan krisis kemanusiaan yang sedang terjadi. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat