22 Pasukan Penjaga Perdamaian Terluka Saat Konvoi Penarikan di Mali
![22 Pasukan Penjaga Perdamaian Terluka Saat Konvoi Penarikan di Mali](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/01de5f1728c96041a64033369a58dcdb.jpg)
KONVOI misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Mali kembali terkena perangkat peledak improvisasi pada akhir pekan, yang melukai 22 pasukan penjaga perdamaian dalam proses penarikan dari negara tersebut, kata juru bicara.
Puluhan kendaraan MINUSMA berangkat pada 31 Oktober dari kota Kidal di timur laut Mali, tetapi hingga kini belum berhasil mencapai Gao, sebuah kota strategis lainnya yang berjarak sekitar 350 kilometer (217 mil).
"Pada hari Sabtu, konvoi menghadapi dua perangkat peledak improvisasi lainnya di dekat kota Anefis," ujar Stephane Dujarric, juru bicara sekretaris jenderal PBB, kepada para wartawan pada hari Senin.
Baca juga: Kelompok Separatis Klaim Serangan Mematikan terhadap Militer Mali
Ia mengatakan 22 pasukan penjaga perdamaian harus dievakuasi dengan pesawat untuk menerima perawatan segera di Gao. Ini adalah insiden keenam sejak konvoi meninggalkan Kidal, kata Dujarric, menambahkan bahwa semua penerbangan evakuasi medis beroperasi tanpa masalah.
Delapan pasukan penjaga perdamaian terluka dan dievakuasi pada tanggal 1 November, dan tujuh lainnya pada hari Jumat lalu akibat perangkat peledak improvisasi lainnya.
Baca juga: PBB 'Khawatir' dengan Pertempuran di Myanmar
"Otoritas Mali juga telah mengizinkan penerbangan pengadaan ulang untuk memberikan konvoi dengan air, bahan bakar, dan barang penting lainnya," kata juru bicara tersebut, yang minggu lalu telah mengkritik kurangnya izin penerbangan bagi pasukan penarikan MINUSMA.
Pemerintahan junta di negara tersebut, yang merebut kekuasaan pada 2020, telah menuntut pada Juni agar misi tersebut meninggalkan Mali, meskipun negara tersebut masih dilanda jihadisme dan krisis yang berkecamuk. Penarikan tersebut dijadwalkan akan selesai pada tanggal 31 Desember.
Kidal adalah kamp MINUSMA yang ketiga dan terakhir yang akan dievakuasi di wilayah Kidal di utara Mali yang rawan, yang telah dilanda kekerasan jihadis dan separatis.
Meskipun awalnya rencana terakhir untuk meninggalkan Kidal dijadwalkan untuk paruh kedua November, memburuknya keamanan mendorong MINUSMA untuk mempercepat penarikannya, yang membuat junta marah, karena pasukannya belum mencapai kamp tersebut.
Aliansi kelompok bersenjata yang didominasi oleh suku Tuareg, yang baru-baru ini meluncurkan pemberontakan terhadap negara, mengklaim telah mengambil alih kamp Kidal tak lama setelah MINUSMA pergi. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Pasukan Israel Terus Bombardir Gaza Meski PBB Minta Akses Bantuan Kemanusiaan
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
Ini 5 Manfaat jika Indonesia Kirim Pasukan TNI ke Gaza Palestina
Rusia Menarik Diri secara Diam-diam dari Karabakh, Melepaskan Pengaruhnya 'Secara Permanen'
PBB Perlu Terjunkan Pasukan Perdamaian ke Gaza
Helikopter Pasukan Perdamaian PBB Diserang di Kongo
Rantastia Nur Alangan Raih Medali Tanda Jasa dari UNPKFC
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap