visitaaponce.com

Pejuang Hamas Tawarkan 15 Sandera Ditukar Jeda atau Persempit Zona Perang

Pejuang Hamas Tawarkan 15 Sandera Ditukar Jeda atau Persempit Zona Perang
Hamas tengah bernegosiasi menukar tawanan Israel dengan jeda perang atau mempersempit zona perang(AFP)

KELOMPOK pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas tengah bernegosiasi dengan Negeri Zionis, Israel yang dimediasi Qatar. Pembahasannya pertukaran 15 tawanan dengan jeda pertempuran 24 jam atau penyempitan zona perang.

"Negosiasi terus berlanjut antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, yang dimediasi oleh Qatar melalui koordinasi dengan Amerika Serikat (AS), yang mungkin akan menyebabkan 10-15 tawanan Hamas dibebaskan sebagai imbalan atas jeda pertempuran selama beberapa hari," kata sumber pejabat Hamas dan Mesir.

Laporan pada Rabu (8/11), yang mengutip sumber anonim yang mengetahui perundingan tersebut, mengatakan bahwa rincian seputar prospek kesepakatan masih belum pasti. “Jumlah pastinya masih belum jelas pada tahap ini yang bisa dibebaskan antara 10 dan 15 orang," katanya.

Baca juga: Amnesty International Desak Israel Setop Tindakan Barbar terhadap Warga Palestina

Sumber yang dekat dengan Hamas yang mengatakan bahwa perundingan tersebut berputar pada pembebasan 12 sandera, setengah dari mereka adalah warga Amerika, dengan imbalan jeda kemanusiaan selama tiga hari.

Qatar telah menjadi pemain kunci dalam perundingan yang menjamin pembebasan sekitar 240 tawanan Hamas, dan yang terbaru merundingkan penyerahan empat tawanan.

Baca juga: Baznas Kalsel Galang Donasi Bantu Palestina

“Ini adalah berita bagus. Hal ini terjadi setelah adanya komunikasi antara Washington dan Tel Aviv selama 48 jam terakhir. Saya pikir ada upaya besar yang dilakukan Amerika dalam hal penyanderaan,” peneliti dari Universitas Qatar Mahjoob Zweiri.

Meskipun ada diskusi mengenai jeda taktis dalam pertempuran, Fisher mengatakan bahwa hal ini bertolak belakang dengan sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menekankan syarat jeda itu harus ditukar dengan pembebasan seluruh tawanan Hamas.

Tetapi Netanyahu akan mendapat tekanan dari rakyatnya jika mengabaikan kesepakatan yang sedang berlangsung di Qatar tersebut. Sementara sumber keamanan Mesir, mengatakan bahwa Hamas mengajukan syarat berupa jeda pertempuran selama 24-48 jam, atau penyempitan zona utama pertempuran.

Hasilnya diperkirakan akan muncul pada minggu depan dengan imbalan pembebasan beberapa sandera. Dalam pidatonya petinggi Hamas Abu Obaida mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menjamin pembebasan penuh para tawanan adalah melalui pertukaran tahanan secara menyeluruh atau bertahap.

Juru Bicara Brigade Qassam itu mengatakan kelompok tersebut menahan tawanan perempuan, orang sakit dan lanjut usia serta warga sipil lainnya. Namun menekankan bahwa Israel juga menahan orang-orang yang sama di penjaranya.

“Masalah ini tidak dapat diselesaikan kecuali melalui pertukaran dalam masing-masing kategori ini (tahanan dan tawanan) atau melalui proses komprehensif yang mencakup semua orang,” tambahnya.

Lebih dari 240 orang, termasuk tentara Israel dan warga sipil serta orang asing, ditawan dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober yang menurut pihak berwenang Israel.

Serangan itu, yang melibatkan orang-orang bersenjata Palestina yang membunuh keluarga-keluarga dan menyandera orang-orang di kota-kota di Israel selatan, telah dikutuk secara luas, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dan PBB menyerukan pembebasan mereka segera.

Hamas telah menyerukan pertukaran tahanan, menuntut agar Israel membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.

Warga Israel yang keluarganya ditawan di Gaza telah menekan Netanyahu untuk mempertimbangkan kesepakatan tersebut, yang mereka sebut sebagai semua untuk semua. “Sejauh menyangkut keluarga, kesepakatan untuk segera memulangkan anggota keluarga kami dalam kerangka 'semua untuk semua' adalah hal yang mungkin dilakukan, dan akan ada dukungan nasional yang luas untuk hal ini,” kata MeIrav Gonen yang putrinya, Romi, ditawan Hamas.

Menyusul laporan mengenai perundingan terbaru, Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang mengatakan kelompok ini menyambut baik kembalinya setiap sandera. Masih belum jelas seberapa besar Israel akan memprioritaskan pembebasan tawanan ketika mereka melancarkan serangan ke Gaza dari darat, laut, dan udara, dengan pasukan darat melakukan penetrasi ke Kota Gaza dan serangan udara menewaskan lebih dari 10.569 orang, termasuk 4.324 anak-anak, menurut laporan tersebut. (Aljazeera/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat