visitaaponce.com

Israel kembali Bom Gaza, Bidik Khan Yunis

Israel kembali Bom Gaza, Bidik Khan Yunis
Evakuasi korban serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah, Gaza selatan, 1 Desember 2023.(AFP/Said Khatib)

ISRAEL kembali membombardir Gaza, Palestina, pada Jumat (1/12), di tengah upaya para perunding untuk memperbarui gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di Gaza pada Jumat ketika militer Israel mengatakan mereka telah melanjutkan operasi tempur melawan Hamas, setelah menuding kelompok militan Palestina itu melanggar gencatan senjata sementara dengan menembak ke arah wilayah Israel. Padahal, sebenarnya Israel yang beberapa kali melanggar perjanjian.

Satu jam sebelum gencatan senjata berakhir pada pukul 7 pagi (12.00 WIB), Israel mengatakan pihaknya mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza. Sirene peringatan roket terdengar lagi di wilayah Israel dekat Gaza hanya beberapa menit sebelum batas waktu, kata militer negara Zionis itu.

Baca juga : Hamas Kembali Bebaskan 8 Tawanan, Israel Setuju di Menit-Menit Terakhir

Brigade Syuhada Al-Aqsa dari kelompok Fatah mengatakan, perang berlanjut. Fatah saat ini menggempur musuh di Sheikh Radwan, dan Hamas mengejar musuh ke Kota Erez.

"Mujahidin kami terlibat dalam bentrokan bersenjata dengan kekuatan tentara musuh Zionis di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza," sebut Brigade Syuhada Al-Aqsa, dalam pernyataannya.

Baca juga : Presiden Israel Lobi UEA Minta Bantuan Bebaskan Semua Sandera di Tangan Hamas

 

Khan Yunis jadi sasaran Israel

Sejak pagi tadi, Israel telah menargetkan sejumlah lokasi di Khan Yunis dalam serangan udaranya. Pertama, Israel mengebom sebuah rumah keluarga Qanan menjadi sasaran di sekitar Rumah Sakit Nasser, dan seorang warga terbunuh. 

Kedua, Israel juga menargetkan apartemen tempat tinggal di Kota Hamad, menewaskan dua orang. Ketiga, sebuah rumah keluarga Abu Daqqa menjadi sasaran di daerah Abasan Al-Kabira, dan korban dibawa ke Rumah Sakit Eropa. 

Beberapa serangan dilaporkan terjadi di lahan pertanian di Qaizan Al-Najjar, sekitar Al-Eurbi, Bani Suhaila, dan Al-Qarara Timur, termasuk penembakan artileri hebat di sepanjang wilayah timur kegubernuran.

Jeda tujuh hari, yang dimulai pada 24 November dan diperpanjang dua kali, memungkinkan terjadinya pertukaran puluhan sandera yang ditahan di Gaza dengan ratusan tahanan Palestina dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke jalur pantai yang telah luluh lantak.

Media Palestina melaporkan serangan udara dan artileri Israel di wilayah kantong tersebut setelah gencatan senjata berakhir, termasuk di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.

Militer Israel berdalih bahwa jet-jet tempur mereka menyerang sasaran Hamas di Gaza. Gambar di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam membubung di atas kamp pengungsian Jabalia yang padat di Gaza.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai tanggapan atas amukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan orang-orang bersenjata membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Israel membalas dengan pemboman hebat dan invasi darat. Otoritas kesehatan Palestina yang datanya dipercaya oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 warga Gaza telah dipastikan tewas.

Serangan itu mengabaikan upaya  Qatar dan Mesir yang telah melakukan upaya intensif untuk memperpanjang gencatan senjata setelah pertukaran delapan sandera dan 30 tahanan Palestina pada Kamis.

Israel sebelumnya menetapkan pembebasan 10 sandera sehari sebagai jumlah minimum yang dapat diterima untuk menghentikan serangan darat dan pemboman.

Pembebasan Kamis ini membuat total orang yang dibebaskan selama gencatan senjata menjadi 105 sandera dan 240 tahanan Palestina. Di antara mereka yang dibebaskan adalah enam wanita berusia 21 hingga 40 tahun termasuk satu warga negara berkewarganegaraan ganda Meksiko-Israel dan Mia Schem, 21 tahun, yang memiliki kewarganegaraan Prancis dan Israel.

Foto-foto yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel menunjukkan Schem, yang ditangkap oleh Hamas bersama dengan orang lain di sebuah festival musik luar ruangan di Israel selatan pada 7 Oktober, tengah memeluk ibu dan saudara laki-lakinya setelah mereka dipertemukan kembali di pangkalan militer Hatzerim di Israel.

Dua sandera lainnya yang baru dibebaskan adalah kakak beradik, Belal dan Aisha al-Ziadna, masing-masing berusia 18 dan 17 tahun, menurut kantor perdana menteri Israel. Mereka adalah warga Arab Badui di Israel dan di antara empat anggota keluarga mereka yang disandera saat mereka sedang memerah susu sapi di sebuah peternakan. (Reuters/Ant/Z-4)

 

 

Negosiasi buntu

 

Media The Wall Street Journal, mengutip para pejabat Mesir, mengatakan pada Jumat bahwa Israel dan Hamas telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata untuk hari kedelapan dalam sebuah kesepakatan yang akan melibatkan pembebasan lebih banyak sandera dengan imbalan tahanan asal Palestina.

Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel terbuka untuk melanjutkan gencatan senjata jika Hamas berkomitmen untuk melepaskan sandera lebih lanjut. 

Israel sebelumnya menetapkan pembebasan 10 sandera sehari sebagai jumlah minimum yang dapat diterima untuk menghentikan serangannya. "Kami siap untuk segala kemungkinan… Tanpa itu, kami akan kembali berperang," katanya kepada CNN.

Sebelum gencatan senjata sebelumnya berakhir pada Kamis pagi, Hamas dan sekutunya, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, menyiagakan pejuang mereka untuk memulai kembali pertempuran.

Israel telah bertekad untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai tanggapan atas amukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan orang-orang bersenjata membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Israel membalas dengan pemboman hebat dan invasi darat. Otoritas kesehatan Palestina yang dipercaya PBB mengatakan lebih dari 15.000 warga Gaza tewas.

Ketika gencatan senjata pertama kali diberlakukan sepekan yang lalu, Israel sedang bersiap untuk mengalihkan fokus operasinya ke Gaza selatan setelah serangan tanpa henti selama tujuh minggu ke utara.

Dengan semakin sedikitnya perempuan dan anak-anak Israel yang ditahan, perpanjangan gencatan senjata memerlukan penetapan persyaratan baru bagi Hamas untuk membebaskan pria Israel, termasuk tentara.

Kelompok militan ini pada gilirannya bisa berupaya agar tahanan laki-laki Palestina diserahkan. Sejauh ini, tiga tahanan Palestina telah dibebaskan untuk setiap sandera Israel.

Salah satu perunding utama Qatar, diplomat karir Abdullah Al Sulaiti, yang membantu menengahi gencatan senjata melalui negosiasi maraton, mengakui dalam wawancara Reuters baru-baru ini tentang kemungkinan yang tidak pasti untuk menjaga agar baku tembak tidak berkobar.

"Pada awalnya saya pikir mencapai kesepakatan akan menjadi langkah tersulit," katanya dalam artikel yang untuk pertama kalinya merinci upaya di balik layar.

"Saya menyadari bahwa mempertahankan perjanjian itu sendiri juga sama menantangnya," tambahnya. (Reuters/Ant/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat