visitaaponce.com

AS Minta Israel Hormati Sipil Gaza

AS Minta Israel Hormati Sipil Gaza
Amerika Serikat mendesak Israel melindungi warga sipil saat mereka memerangi Hamas di Jalur Gaza.(AFP)

MENTERI Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mendesak Israel untuk melindungi warga sipil saat mereka memerangi Hamas di Gaza. Perlindungan warga non-pejuang diperlukan dalam peperangan perkotaan.

Pertempuran antara Israel dan Hamas kembali terjadi sehari sebelumnya setelah gencatan senjata selama seminggu antara kedua belah pihak gagal. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas gagalnya kesepakatan dan berlanjutnya kekerasan.

Austin mengatakan pada Forum Pertahanan Nasional Reagan di California bahwa dia telah belajar satu atau dua hal tentang peperangan perkotaan saat berperang di Irak dan memimpin kampanye melawan kelompok Negara Islam Irak-Suriah (ISIS).

Baca juga: Keinginan Israel Hancurkan Hamas Berisiko Perang Satu Dekade

“Seperti Hamas, ISIS sangat tertanam di wilayah perkotaan. Koalisi internasional melawan ISIS bekerja keras untuk melindungi warga sipil dan menciptakan koridor kemanusiaan, bahkan selama pertempuran terberat sekalipun,” kata Austin.

Pelajarannya menang dalam perang kota dengan melindungi warga sipil. Dalam pertarungan seperti ini, pusat gravitasinya adalah penduduk sipil. "Jika Anda mendorong mereka ke pelukan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis," jelasnya.

Baca juga: Serangan Udara Terus Berlanjut, Korban Palestina Bertambah

Putaran pertempuran terakhir dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas dimulai ketika kelompok militan Palestina melakukan serangan mengejutkan lintas batas dari Gaza pada 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel menewaskan sekitar 1.200 orang.

Israel menanggapinya dengan serangan darat dan udara tanpa henti di Gaza yang dikuasai Hamas yang menurut para pejabat kelompok itu telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.

Kematian tersebut telah memicu kemarahan luas di Timur Tengah dan memberikan dorongan bagi kelompok bersenjata untuk melakukan serangan terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut dan juga terhadap Israel.

Israel telah menghadapi drone dan rudal yang diluncurkan dari Lebanon dan Yaman, sementara pasukan Amerika di Irak dan Suriah menjadi sasaran dalam serangkaian serangan yang telah melukai puluhan personel AS.

Washington menyalahkan serangan terhadap personelnya yang dilakukan oleh pasukan yang didukung Iran dan membalasnya dengan serangan udara beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir.

“Kami tidak akan mentolerir serangan terhadap personel Amerika. Oleh karena itu, serangan ini harus dihentikan. Sampai mereka melakukan hal tersebut, kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan untuk melindungi pasukan kami dan memberikan kerugian bagi mereka yang menyerang mereka," paparnya. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat