Membela Perjuangan Palestina Prioritas Utama Iran sejak Revolusi 1979
![Membela Perjuangan Palestina Prioritas Utama Iran sejak Revolusi 1979](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/2811bd3cf4bb448ede50338d17146824.jpg)
MEMBELA perjuangan Palestina menjadi prioritas utama Iran sejak berdirinya Republik Islam pada 1979. Ini ditegaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam konferensi di Teheran pada Minggu (3/12) sebagaimana dilansir Almayadeen.
Raisi menegaskan kembali komitmen teguh Iran untuk mendukung Gaza dan Palestina. Ia menekankan bahwa komitmen ini berakar kuat dalam Konstitusi Republik Islam.
"Dukungan kami untuk Gaza dan Palestina didasarkan pada konstitusi. Mendukung kaum tertindas ialah salah satu dasar konstitusi. Oleh karena itu, mendukung Palestina telah menjadi isu utama Revolusi (Islam) sejak permulaannya," kata Presiden Iran pada pertemuan tersebut.
Baca juga: Kapal Perusak AS Jatuhkan Drone yang Serang Pelayaran di Laut Merah
Raisi kemudian menampik anggapan bahwa dinamika regional dapat membahayakan prinsip konstitusional di balik sikap Iran terhadap Palestina. "Kita tidak bisa berhenti berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Kecenderungan beberapa pihak di kawasan tidak akan mengompromikan prinsip konstitusi ini," tegasnya.
Presiden Raisi selanjutnya menggambarkan Konstitusi Iran sebagai yang paling progresif di antara semua negara. Ia mengutip seorang ahli hukum Afrika yang mencirikannya sebagai perpaduan unik antara demokrasi dan cita-cita.
Balasan ilahi
Mengalihkan perhatiannya pada agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza, Raisi mengutuk serangan brutal yang merenggut nyawa lebih dari 15.200 warga Palestina dan menyebabkan kehancuran besar di Jalur Gaza yang terkepung. Dia mencatat pertemuan-pertemuan yang terjadi di seluruh dunia untuk mengutuk dan mengecam diskriminasi rasial, pembunuhan, ketidakadilan, dan penindasan yang dilakukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Baca juga: Satu Serangan Tewaskan Lima Militan Pro-Iran di Irak
"Kami yakin balasan ilahi akan muncul dari darah 6.000 anak yang menjadi martir secara menindas dan akan mengakhiri rezim Zionis yang kejam dan palsu," kata Raisi. Raisi pada Sabtu mendesak negara-negara lain mengadakan referendum untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa rakyat mereka sangat mendukung Palestina dan hak-hak rakyat Palestina.
Ia menambahkan bahwa negara-negara Barat sangat takut untuk mengorganisasi tindakan semacam itu. Usulan Presiden tersebut disampaikan dalam diskusi telepon pada Sabtu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Keduanya membahas berbagai hal, termasuk hubungan Teheran-Tokyo dan perang Israel saat ini di Gaza.
Raisi menyebut pembantaian rezim Zionis di Gaza sebagai bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern dan menekankan pentingnya menegakkan kebenaran tentang situasi Palestina.
Referendum tentang keberadaan Palestina
Dia menyinggung sejarah pendudukan yang menghancurkan rumah-rumah dan membunuh warga Palestina serta mengubah Gaza menjadi penjara terbuka dalam 75 tahun terakhir. Ia mengusulkan agar berbagai negara, termasuk Jepang, mengadakan referendum untuk mengukur dukungan terhadap Palestina dari penduduk lokalnya.
Alasannya, negara-negara Barat sangat takut mengadakan referendum semacam itu. Namun demikian, dukungan publik yang luas terhadap Palestina dan seruan gencatan senjata telah menimbulkan dampak global yang nyata di seluruh dunia.
Raisi kemudian mengkritik peran AS dalam perang Israel di Gaza. Ia menyebut AS sebagai pelaku utama di balik mesin perang Israel yang meneror masyarakat Gaza yang tidak berdaya saat mereka dikepung.
Dia menekankan bahwa diamnya para pemimpin dunia hanya akan semakin menguatkan para pembunuh anak-anak Zionis dan mendesak negara-negara, termasuk Jepang, untuk secara serius menindaklanjuti empat isu utama yang akan meringankan penderitaan rakyat Palestina. Menurut Presiden Iran, hal ini berarti menghentikan serangan Israel, mengirimkan bantuan ke Gaza, mencabut pengepungan, dan menegakkan hukum internasional.
Kishida menyuarakan kekhawatirannya mengenai situasi kemanusiaan di Gaza dan menyoroti pentingnya menghentikan serangan terhadap warga sipil serta mengirimkan pasokan kemanusiaan ke warga Palestina di sana. (Z-2)
Terkini Lainnya
Balasan ilahi
Referendum tentang keberadaan Palestina
12 Mantan Pejabat AS Sebut Kebijakan Biden di Gaza sebagai Kegagalan
Arab Saudi Berusaha Akhiri Agresi di Gaza
1,8 Juta Warga Palestina Mengungsi ke Gaza Tengah
Israel Akan Bangun 6.000 Rumah Baru di Tepi Barat
Warga Palestina yang Meninggal di Penjara Israel Karena Disiksa
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap