visitaaponce.com

Armenia dan Azerbaijan Bertukar Tawanan Perang

Armenia dan Azerbaijan Bertukar Tawanan Perang
Photo of The Year 2023, pengungsi armenia.(AFP)

DUA musuh bebuyutan Armenia dan Azerbaijan akan menukar tawanan perang dan berupaya menormalisasi hubungan. Kabar yang muncul dari pernyataan bersama kedua negara itu dipuji oleh Uni Eropa (UE) sebagai sebuah terobosan.

Keduanya bertetangga di Kaukasus ini telah terlibat dalam konflik selama puluhan tahun terkait wilayah Nagorno-Karabakh, yang direbut kembali Azerbaijan setelah serangan kilat terhadap separatis Armenia pada September.

Kedua negara mengatakan perjanjian damai bisa ditandatangani pada akhir tahun ini. Namun perundingan perdamaian yang dimediasi secara terpisah oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia hanya menunjukkan sedikit kemajuan.

Baca juga: Putin Tiba di Kyrgyzstan, Perjalanan Pertama Sejak Diburu ICC

Kedua belah pihak sepakat dalam pernyataan bersama untuk memanfaatkan peluang bersejarah untuk mencapai perdamaian yang telah lama ditunggu-tunggu di wilayah tersebut.

“Kedua negara menegaskan kembali niat mereka untuk menormalisasi hubungan dan mencapai perjanjian damai berdasarkan penghormatan terhadap prinsip kedaulatan dan integritas wilayah,” kata pernyataan itu.

Baca juga: Baku Tembak Masih Terjadi di Nagorno-Karabakh

Baku akan membebaskan 32 tawanan perang Armenia, sementara Yerevan akan membebaskan dua prajurit Azerbaijan, menurut pernyataan itu.

Kedua negara juga mengatakan mereka akan melanjutkan diskusi mereka mengenai penerapan langkah-langkah membangun kepercayaan yang lebih efektif dalam waktu dekat. Juga menyerukan komunitas internasional untuk mendukung upaya mereka.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam pembicaraan antara kantor Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan pemerintahan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev .

Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan Yerevan merespons positif tawaran Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk menyelenggarakan pertemuan Menteri Luar Negeri Armenia dan Azerbaijan di Washington.

Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel memuji pernyataan tersebut dalam sebuah postingan di media sosial, dan menyebutnya sebagai langkah penting. “Senang menyambut terobosan besar dalam hubungan Armenia-Azerbaijan saat mereka mengeluarkan pernyataan bersama,” ujarnya.

Pembicaraan terhenti

Aliyev dan Pashinyan telah bertemu beberapa kali untuk pembicaraan normalisasi yang dimediasi oleh UE. Namun proses tersebut terhenti selama dua bulan terakhir karena dua putaran perundingan gagal dilakukan.

Azerbaijan menolak untuk berpartisipasi dalam pembicaraan dengan Armenia yang direncanakan di Amerika Serikat pada 20 November. Satu bulan sebelumnya, Aliyev menolak menghadiri putaran negosiasi dengan Pashinyan di Spanyol, dan menuduh Prancis bias.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz dijadwalkan bergabung dengan Michel sebagai mediator dalam pembicaraan tersebut. Sejauh ini, belum ada kemajuan nyata dalam upaya UE untuk mengadakan putaran baru perundingan.

Pialang kekuasaan regional tradisional Rusia yang terjebak dalam perang di Ukraina telah melihat pengaruhnya berkurang di Kaukasus. Aliyev mengirim pasukan ke Karabakh pada 19 September, dan setelah satu hari pertempuran, pasukan separatis Armenia yang telah menguasai wilayah sengketa selama tiga dekade meletakkan senjata dan setuju untuk berintegrasi kembali dengan Baku.

Pada hari-hari berikutnya, hampir seluruh penduduk Armenia di daerah pegunungan tersebut lebih dari 100.000 orang meninggalkan Karabakh ke Armenia, sehingga memicu krisis pengungsi.

Kemenangan Azerbaijan menandai berakhirnya sengketa wilayah, yang menyebabkan Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam dua perang pada 2020 dan 1990-an yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dari kedua belah pihak. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat