visitaaponce.com

Petinggi Hamas ke Mesir untuk Bahas Gencatan Senjata dengan Israel

Petinggi Hamas ke Mesir untuk Bahas Gencatan Senjata dengan Israel
Petinggi Hamas Ismail Haniyeh seusai bertemu dengan Iran di Doha, Qatar, Rabu (20/12).(AFP/HO/Kemenlu Iran)

PEMIMPIN Hamas Ismail Haniyeh mengunjungi Mesir, hari ini Rabu (20/12). Ia akan membicarakan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel.

Haniyeh yang berbasis di Qatar dilaporkan akan memimpin delegasi tingkat tinggi Hamas ke Mesir. "Mereka akan mengadakan pembicaraan dengan Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel dan lainnya," kata sebuah sumber.

Diskusi tersebut akan membahas menghentikan agresi dan perang untuk mempersiapkan kesepakatan bagi pembebasan tahanan. Termasuk pula mengakhiri pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza.

Baca juga : Buru 4 Komandan Hamas, Israel Hargai Yahya Sinwar Rp6 Miliar

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata selama seminggu bulan lalu yang dibantu Qatar untuk bernegosiasi, didukung oleh Mesir dan Amerika Serikat (AS), 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Menurut sumber Hamas, pembicaraan di Mesir akan fokus pada pengiriman bantuan kemanusiaan, penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza dan kembalinya para pengungsi ke kota dan desa mereka di utara.

Baca juga : 19.453 Warga Gaza dan 97 Jurnalis Meninggal karena Agresi Israel

Kunjungan Haniyeh akan menjadi kunjungannya yang kedua ke Mesir sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober, setelah lawatan sebelumnya pada awal November.

Situs berita AS Axios melaporkan, David Barnea, kepala badan intelijen Israel Mossad, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan direktur CIA Bill Burns di Eropa untuk membahas potensi kesepakatan baru untuk membebaskan sandera.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan baru saja mengirim pimpinan Mossad ke Eropa untuk kali kedua guna mempromosikan proses pembebasan sandera.

“Saya tidak akan menyia-nyiakan upaya mengenai masalah ini, dan tugas kita adalah mengembalikan mereka semua,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Perang paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah sempit ini dimulai setelah Hamas menyerbu perbatasan pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 240 orang disandera dan 129 orang masih ditawan, menurut angka terbaru Israel.

Dalam pengeboman balasan Israel dan serangan darat terhadap Hamas, setidaknya 19.667 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat