visitaaponce.com

55 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang

55 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang 
Gempa berkekuatan 7,5 menghantam prefektur Ishikawa, menewaskan setidaknya 55 orang. (AFP)

TIM penyelamat Jepang berusaha keras mencari korban selamat pada Rabu ini, sementara otoritas memperingatkan tentang longsor dan hujan deras setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan setidaknya 55 orang.

Gempa berkekuatan 7,5 pada tanggal 1 Januari yang mengguncang prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu memicu gelombang tsunami lebih dari satu meter, menyulut kebakaran besar, dan merusak jalan-jalan.

Noto Peninsula dari prefektur itu paling parah terkena, dengan beberapa ratus bangunan yang hancur oleh api dan rumah-rumah yang rata dengan tanah.

Baca juga: 114 WNI di Jepang Mengungsi di Tempat Perlindungan Pascagempa Bumi

Pemerintah daerah mengumumkan pada Selasa malam, 55 orang telah dikonfirmasi tewas dan 22 mengalami luka parah. Namun, diperkirakan jumlah korban akan terus meningkat seiring dengan tim penyelamat yang harus melawan gempa susulan dan cuaca buruk untuk menyisir puing-puing. Lebih dari 31.800 orang berada di tempat penampungan, tambah mereka.

Pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida dijadwalkan akan mengadakan pertemuan kelompok tugas darurat pada Rabu pagi untuk membahas respons.

Baca juga: Aksen Jalan Terputus Karena Gempa, 500 Orang Terdampar di Bandara Noto

Kishida mengulangi ini perlombaan melawan waktu mengingat berapa banyak orang yang mungkin terjebak di bangunan yang runtuh, menurut penyiar publik NHK.

Operasi ini diberi urgensi ekstra karena Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk Noto. "Waspada akan longsor hingga sore hari Rabu," kata badan tersebut.

Di kota pantai Suzu, wali kota Masuhiro Izumiya mengatakan hampir tidak ada rumah yang berdiri. "Sekitar 90% rumah (di kota itu) benar-benar atau hampir-hampir hancur... situasinya benar-benar kacau," katanya seperti yang dilaporkan oleh stasiun TBS.

Seorang perempuan di tempat penampungan di kota Shika mengatakan kepada TV Asahi bahwa dia tidak bisa tidur karena guncangan susulan. "Saya takut karena kita tidak tahu kapan gempa berikutnya akan terjadi," ujarnya.

Hampir 34.000 rumah tangga masih tanpa listrik di prefektur Ishikawa, kata perusahaan utilitas lokal. Banyak kota kekurangan air mengalir.

Kereta cepat Shinkansen dan jalan raya telah kembali beroperasi setelah beberapa ribu orang terjebak, beberapa di antaranya hampir 24 jam. 

Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa ini memiliki magnitudo 7,5, sedangkan JMA mengukurnya pada 7,6, memicu peringatan tsunami besar. Gempa bumi kuat ini adalah salah satu dari lebih dari 210 yang mengguncang wilayah itu hingga Selasa malam, kata JMA.

Jepang mencabut semua peringatan tsunami setelah gelombang setinggi setidaknya 1,2 meter (empat kaki) melanda kota Wajima dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan di tempat lain. Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan. 

Jumlah gempa bumi di wilayah Noto Peninsula terus meningkat sejak 2018, demikian laporan pemerintah Jepang tahun lalu.

Negara ini dihantui oleh gempa bumi laut dalam berkekuatan 9,0 di lepas pantai timur laut Jepang pada tahun 2011 yang memicu tsunami dan menewaskan atau menghilangkan sekitar 18.500 orang.

Gempa itu juga melanda pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk di dunia. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat