visitaaponce.com

105 WNI Masih Mengungsi Akibat Gempa Jepang

105 WNI Masih Mengungsi Akibat Gempa Jepang
Petugas masih menyisir Kota Wajima di Jepang pasca gempa bumi yang terjadi Senin (1/1)(AFP)

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan bahwa peristiwa gempa bumi di Jepang berdampak terhadap 105 WNI yang terpaksa mengungsi di shelter pengungsian.

"Terdapat sekitar 105 WNI yang saat ini berada di shelter-shelter yang disediakan otoritas setempat yang membutuhkan bantuan logistik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Muhammad Lalu Iqbal dalam keterangannya Rabu (3/1).

Dia menambahkan mereka tersebar di tiga lokasi yaitu di Ogi, Suzu dan Sakai. Bahkan, KBRI Tokyo sudah mulai mendistribusikan bantuan logistik bagi WNI terdampak gempa yang meminta bantuan.

Baca juga: Korban Gempa di Jepang Naik Menjadi 62 Orang

"KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul simpul masyarakat Indonesia," sebutnya.

Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban meninggal. Namun, lanjut Iqbal jumlah korban jiwa akibat gempa besar di Ishikawa mencapai 48 orang.

Baca juga: 55 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang

"Sedangkan korban luka tersebar di prefektur Ishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, and Gifu. Sekitar 30 bangunan di Ishikawa dilaporkan roboh," lanjutnya.

Otoritas setempat telah mencabut peringatan tsunami. Namun tetap memperingatkan kemungkiman gempa susulan dalam sepekan ke depan.

Sementara itu, tim penyelamat Jepang bergegas mencari korban selamat pada Rabu (3/1). Itu ketika pihak berwenang memperingatkan akan terjadinya tanah longsor dan hujan lebat setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan sedikitnya 62 orang.

Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter pada Senin (1/1), yang mengguncang prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu. Gempa juga memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter, kebakaran besar dan menghancurkan jalan-jalan.

Semenanjung Noto di prefektur ini terkena dampak paling parah, dengan beberapa ratus bangunan hancur akibat kebakaran dan rumah-rumah rata dengan tanah.

Pemerintah daerah mengumumkan Selasa (2/1) malam bahwa 62 orang dipastikan tewas dan 300 orang luka parah. Namun jumlah korban diperkirakan akan bertambah ketika tim penyelamat berjuang melawan gempa susulan dan cuaca buruk untuk menyisir puing-puing.

Lebih dari 31.800 orang berada di tempat penampungan. Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida dijadwalkan mengadakan pertemuan satuan tugas darurat pada Rabu (3/1) pagi, untuk membahas tanggapan.

Kishida menegaskan pada Selasa (2/1) malam, bahwa saat ini adalah berpacu dengan waktu mengingat berapa banyak orang yang mungkin terperangkap di dalam bangunan yang runtuh.

Operasi ini menjadi sangat mendesak karena Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan hujan lebat di Noto.

“Waspada terhadap tanah longsor hingga Rabu malam,” kata badan tersebut.

Di kota pesisir Suzu, Wali Kota Masuhiro Izumiya mengatakan hampir tidak ada rumah yang berdiri.

"Sekitar 90% rumah (di kota) hancur seluruhnya atau hampir seluruhnya situasinya benar-benar bencana,” pungkasnya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat