visitaaponce.com

Korban Gempa di Jepang Naik Menjadi 62 Orang

Korban Gempa di Jepang Naik Menjadi 62 Orang
Petugas pemadam kebakaran menceai korban di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, setelag gempa dengan Magnitudo 7,5.(Kazuhiro NOGI / AFP)

TIM penyelamat Jepang bergegas mencari korban selamat pada Rabu (3/1). Itu ketika pihak berwenang memperingatkan akan terjadinya tanah longsor dan hujan lebat setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan sedikitnya 62 orang.

Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter pada Senin (1/1), yang mengguncang prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu. Gempa juga memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter, kebakaran besar dan menghancurkan jalan-jalan.

Semenanjung Noto di prefektur ini terkena dampak paling parah, dengan beberapa ratus bangunan hancur akibat kebakaran dan rumah-rumah rata dengan tanah.

Baca juga: Gempa di Ishikawa Akibat Pergerakan Sesar di Semenanjung Noto

Pemerintah daerah mengumumkan Selasa (2/1/2024) malam bahwa 62 orang dipastikan tewas dan 300 orang luka parah. Namun jumlah korban diperkirakan akan bertambah ketika tim penyelamat berjuang melawan gempa susulan dan cuaca buruk untuk menyisir puing-puing.

Lebih dari 31.800 orang berada di tempat penampungan. Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida dijadwalkan mengadakan pertemuan satuan tugas darurat pada Rabu (3/1) pagi, untuk membahas tanggapan.

Kishida menegaskan pada Selasa (2/1) malam, bahwa saat ini adalah berpacu dengan waktu mengingat berapa banyak orang yang mungkin terperangkap di dalam bangunan yang runtuh.

Baca juga: 55 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang 

Operasi ini menjadi sangat mendesak karena Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan hujan lebat di Noto. “Waspada terhadap tanah longsor hingga Rabu malam,” kata badan tersebut.

Di kota pesisir Suzu, Wali Kota Masuhiro Izumiya mengatakan hampir tidak ada rumah yang berdiri. "Sekitar 90 persen rumah (di kota) hancur seluruhnya atau hampir seluruhnya situasinya benar-benar bencana,” katanya.

Seorang wanita di tempat penampungan di kota Shika mengatakan kepada TV Asahi bahwa dia belum bisa tidur karena gempa susulan.

“Saya takut karena kami tidak tahu kapan gempa berikutnya akan terjadi,” katanya.

Hampir 34 ribu rumah tangga masih tanpa aliran listrik di prefektur Ishikawa , kata perusahaan utilitas setempat. Banyak kota yang tidak mempunyai air bersih.

Kereta peluru Shinkansen dan jalan raya kembali beroperasi setelah beberapa ribu orang terdampar, bahkan ada yang terdampar selama hampir 24 jam.

Baca juga: 114 WNI di Jepang Mengungsi di Tempat Perlindungan Pascagempa Bumi

Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut berkekuatan 7,5 skala Richter, sementara JMA mengukurnya berkekuatan 7,6 skala Richter, sehingga memicu peringatan tsunami besar.

"Gempa kuat tersebut merupakan salah satu dari 210 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Selasa (2/1) malam," kata JMA.

Jepang mencabut semua peringatan tsunami setelah gelombang setinggi setidaknya 1,2 meter (empat kaki) menghantam kota Wajima dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan di tempat lain.

Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan.

Jumlah gempa bumi di wilayah Semenanjung Noto terus meningkat sejak 2018. Negara ini dihantui oleh gempa bawah laut berkekuatan 9,0 skala Richter di timur laut Jepang pada 2011 yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.

Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk di dunia. (AFP/Cah/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat