visitaaponce.com

Norwegia Suntik Dana Baru untuk UNRWA Merespon Krisis Kemanusiaan di Gaza

Norwegia Suntik Dana Baru untuk UNRWA Merespon  Krisis Kemanusiaan di Gaza
Norwegia mengumumkan donasi baru pada hari Rabu untuk UNRWA, yang mengalami kesulitan keuangan saat krisis kemanusiaan melanda Jalur Gaza. (AFP)

NORWEGIA mengumumkan donasi baru untuk badan PBB yang mengalami kesulitan keuangan, yaitu Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), ketika krisis kemanusiaan melanda Jalur Gaza yang dilanda perang.

UNRWA memainkan peran kritis dalam mendistribusikan bantuan dan memberikan bantuan penyelamatan di Gaza, di mana pengepungan Israel selama perang yang berlangsung empat bulan telah menyebabkan kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang serius.

Namun, donor-donor utama UNRWA termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menghentikan pendanaan setelah dituduh sebagian stafnya terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.

Baca juga : Selandia Baru Menangguhkan Pendanaan untuk Badan Pengungsi Palestina PBB di Gaza

Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan transfer 275 juta kroner Norwegia (US$26 juta) akan mendukung pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, Lebanon, Suriah, dan Yordania.

Warga Gaza kelaparan dan meninggal karena penyakit menular akibat sistem kesehatan yang runtuh, sehingga dukungan ini "lebih penting dari sebelumnya," tambah Menteri Pembangunan Internasional Anne Beathe Tvinnereim.

Dugaan 12 dari 13.000 staf UNRWA ikut dalam serangan pada 7 Oktober tidak dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap warga Gaza, kata Eide, mendesak negara-negara yang menghentikan dukungan untuk memikirkan konsekuensinya.

Baca juga : Lawan Arus, Spanyol Kucurkan Bantuan untuk Gaza

UNRWA didirikan tahun 1949 untuk melindungi dan membantu pengungsi Palestina dan hampir sepenuhnya didanai sumbangan sukarela.

"Benar-benar tidak masuk akal bagi Norwegia untuk mundur dari komitmen ini, pada saat Gaza pada dasarnya menjadi reruntuhan," tambah Eide.

Perang dimulai dengan serangan tak terduga Hamas pada Israel pada 7 Oktober, yang menyebabkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut hitungan AFP berdasarkan data resmi Israel.

Baca juga : Sekjen PBB akan bertemu negara-negara donor setelah tuduhan lembaga pengungsi

Militan juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 masih berada di Gaza, di antaranya 29 diyakini telah meninggal.

Israel berjanji untuk mengeliminasi gerakan Islamis Palestina dan meluncurkan serangan udara serta serangan darat yang telah menewaskan setidaknya 27.708 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas. (AFP/Z-3)

Baca juga : Qatar Tetap Danai UNRWA, Abaikan Propaganda Israel

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat